kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jakarta dikurung banjir, waspadai risiko hipotermia pada anak dan lansia


Kamis, 02 Januari 2020 / 17:17 WIB
Jakarta dikurung banjir, waspadai risiko hipotermia pada anak dan lansia
ILUSTRASI. Para warga menyeberang dengan menggunakan perahu karet akibat banjir di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat (2/1/2020). Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Jabodetabek juga berpotensi menyebabkan hipotermia.


Sumber: Kompas.com | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Jabodetabek juga berpotensi menyebabkan hipotermia. Hipotermia disebabkan oleh paparan suhu dingin yang terlalu lama dan kerap dialami oleh lansia serta anak-anak.

Saat terkena suhu dingin, tubuh mulai kehilangan panas lebih cepat dari yang dihasilkannya. Paparan suhu dingin yang terlalu lama pada akhirnya menyebabkan energi di dalam tubuh terkuras sehingga suhu tubuh lebih rendah.

Suhu tubuh yang terlalu rendah memengaruhi otak, membuat korban tidak mampu berpikir jernih atau bergerak dengan baik. Oleh karena itu, penderita hipotermia harus segera mendapatkan penanganan yang tepat.

Baca Juga: Banjir Jabodetabek sudah merenggut 16 korban jiwa

Gejala hipotermia

Melansir Hello Sehat, berikut gejala yang dialami seseorang saat menderita hipotermia:

  • Merasa kedinginan
  • Menggigil terus menerus
  • Merinding
  • Bibir berwarna biru
  • Tidak dapat menghangatkan diri
  • Pada bayi, kulitnya berubah menjadi merah terang, dingin, dan tampak sangat tidak bertenaga.
  • Denyut jantung melemah dan menjadi tidak teratur.
  • Menjadi bingung, mengantuk, dan kaku.
  • Berbicara cadel, bergumam, dan gagap.

Lalu, apa yang harus kita lakukan untuk mencegah dan mengatasi hipotermia?

Pencegahan

Melakukan langkah pencegahan adalah cara terbaik untuk melindungi diri dan keluarga kita dari risiko hipotermia saat banjir melanda. Berikut langkah-langkah yang bisa kita lakukan untuk meminimalisir risiko hipotermia:

Baca Juga: Jumlah pengungsi akibat banjir Jakarta mencapai 31.232 orang per 1 Januari 2020

  • Cukupi asupan nutrisi dan cairan. Persiapkan camilan dan air ekstra saat kondisi darurat.
  • Gunakan pakaian yang tepat dan hindari memakai pakaian berbahan katun. Sebaiknya, gunakan pakaian berbahan sintetis atau wol agar tetap hangat saat basah.
  • Istirahat yang cukup. Sebisa mungkin kita tetap harus beritirahat dan mengonsumsi makanan serta cairan.

Penanganan darurat

Hipotermia adalah kondisi darurat yang perlu penanganan tepat. Jika melihat seseorang dengan gejala tersebut, cobalah periksa suhu tubuhnya.

Suhu tubuh di bawah 35 derajat celcius menandakan seseorang positif menderita hipotermia dan harus segera mendapatkan penanganan.

Baca Juga: Banjir Jakarta, PLN sudah menyalakan 2.973 gardu distribusi, 2.123 gardu masih padam

Saat bantuan medis terlalu lama, cobalah untuk melakukan tindakan darurat berikut:

  • Bawa penderita ke kamar atau tempat berlindung yang hangat.
  • Lepaskan semua pakaian basah yang dikenakan penderita.
  • Hangatkan bagian tengah tubuh penderita- seperti dada, leher, kepala, dan pangkal paha - menggunakan selimut. Kita juga dapat menggunakan kontak dari kulit ke kulit di bawah lapisan selimut, pakaian, handuk, atau kain yang longgar dan kering.
  • Minuman hangat dapat membantu meningkatkan suhu tubuh, tetapi jangan memberikan minuman beralkohol. Jangan mencoba memberikan minuman kepada orang yang pingsan.
  • Setelah suhu tubuh meningkat, pastikan tubuh penderita kering dan bungkus tubuhnya, termasuk kepala dan lehernya, dalam selimut hangat.

Penderita hipotermia berat bisa saja mengalami pingsan dan tidak memiliki denyut nadi atau bernafas. Dalam hal ini, tangani penderita dengan perlahan dan segera dapatkan bantuan darurat.

Baca Juga: Banjir di Jabodetabek belum akan jadi bencana nasional, kecuali pemda menyerah

Selain itu, berikan CPR atau nafas buatan sampai penderita merespons atau bantuan medis tersedia. Tetap hangatkan penderita saat melakukan CPR.

Dalam beberapa kasus, korban hipotermia yang terlihat tak lagi bernyawa dapat berhasil diresusitasi.

Penulis: Ariska Puspita Anggraini
Editor : Resa Eka Ayu Sartika

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Banjir Jabodetabek, Waspadai Risiko Hipotermia pada Anak dan Lansia".

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×