Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bagi mereka yang keluar-masuk wilayah DKI Jakarta dan Bali, Pemerintah telah menetapkan rapid test antigen sebagai syarat perjalanan. Aturan tersebut mulai diberlakukan pada Jumat (18/12/2020).
Sejumlah daerah juga kemudian mengikuti kebijakan tersebut, seperti salah satunya Daerah Istimewa Yogyakarta.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, aturan ini diterapkan guna mengantisipasi lonjakan kasus saat libur Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2021.
Akurasi rapid test antigen
Dokter umum sekaligus kandidat PhD di Medical Science di Kobe University, Adam Prabata mengatakan, rapid test antigen dapat mendeteksi virus corona pada periode 1-3 hari sebelum gejala hingga 5-7 hari setelah gejala muncul.
Baca Juga: Update! Inilah 13 stasiun yang melayani rapid test antigen
Menurutnya, pada periode tersebut, akurasi hasil pengujian rapid test antigen lebih tinggi. "Untuk rapid antigen itu akurasinya lebih tinggi pada 1-3 hari sebelum gejala hingga 5-7 hari setelah gejala muncul," ujar Adam saat dihubungi Kompas.com, Jumat (18/12/2020).
Hal itu berbeda dengan rapid test antibodi yang baru dapat mendeteksi munculnya antibodi setelah seseorang terinfeksi. Rapid test antibodi dinilai memiliki periode akurasi pada 6-15 hari pasca gejala atau minggu pertama sampai minggu keempat pasca seseorang terinfeksi.
Baca Juga: Ada potongan harga rapid test antigen hingga Rp 200.000, siapa berminat?
"Kalau PCR waktu yang pas untuk periksa bisa kapan saja, tapi kalau terlalu dini atau terlalu lambat itu risiko false negative-nya tinggi," lanjut dia.
False negative adalah proporsi mereka yang tesnya negatif terhadap seluruh populasi yang berpenyakit.
Hasil diketahui dalam 15 menit
Selain itu, Adam menjelaskan bahwa rapid test antigen memiliki waktu keluar hasil lebih singkat dibandingkan PCR. Ia mengungkapkan, rapid test antigen umumnya membutuhkan waktu 10-15 menit untuk mengetahui hasilnya. Hal ini serupa pada waktu tunggu hasil rapid test antibodi.
"Kalau PCR memiliki waktu lebih lama, karena bergantung kemampuan laboratoriumnya," ujar Adam.
Metode pengujian
Baca Juga: Kendaraan pribadi kena rapid test antigen acak, tak dipungut biaya
Diketahui, rapid test antigen merupakan salah satu pengujian virus corona dengan mendeteksi protein virus (antigen). Berbeda dengan rapid test antibodi, rapid test antigen memeriksa menggunakan swab nasofaring atau orofaring, mirip seperti PCR. Tujuannya untuk mengetahui ada tidaknya virus pada sampel lendir yang diambil dari dalam hidung ataupun tenggorokan.
Terkait penggunaan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan rapid test antigen untuk daerah di mana transmisi komunitas terjadi luas dan pemeriksaan PCR tidak ada atau hasilnya muncul lambat.
Baca Juga: 60% Orang yang rapid test antigen di Bandara Soetta bukan penumpang pesawat
Berdasarkan Panduan PDS PatKLin, pengambilan rapid test antigen ini dapat dilakukan di laboratorium dan fasilitas ruangan tekanan negatif dan tempat terbuka yang telah mempertimbangkan keaman lingkungan sekitar.
Namun yang perlu diperhatikan, tindakan pengujian rapid test antigen ini harus dilakukan oleh tenaga terlatih dalam menggunakan peralatan untuk meminimalkan risiko terpapar.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jadi Syarat Perjalanan, Ini Waktu Akurat untuk Tes Rapid Test Antigen"
Penulis : Retia Kartika Dewi
Editor : Rizal Setyo Nugroho
Selanjutnya: Info terkini! Daftar 13 stasiun yang melayani rapid test antigen
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News