Sumber: Kompas.com | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Secara alami, tubuh manusia mengandung gula dalam darah atau yang kerap disebut glukosa. Gula dalam darah bertujuan untuk memberi energi pada sel dan organ tubuh.
Namun, jumlah gula darah yang terlalu banyak bisa menyebabkan hiperglikemia. Kadar gula darah seseorang bisa melonjak karena kondisi berikut seperti memiliki kondisi medis tertentu, menggunakan obat-obatan tertentu, olahraga berlebihan, melewatkan makan atau makan terlalu sedikit dan kadar insulin yang terlalu tinggi.
Tanda-tanda seseorang mengalami hiperglikemia bisa berupa menderita sakit kepala dan nyeri lainnya, sulit berkonsentrasi, merasa sangat haus atau lapar, merasa mengantuk atau lelah, penglihatan kabur, mulut terasa kering, kembung, sering buang air kecil hingga penyembuhan luka membutuhkan waktu lama.
Baca Juga: Apakah Anda calon penerima vaksin Covid-19 gratis? Begini cara mengeceknya
Gula darah yang terlalu tinggi disertai dengan insulin rendah dapat menyebabkan peningkatan keton atau asam darah yang bisa memicu ketoasidosis diabetik. Ketoasidosis diabeteik adalah komplikasi diabetes serius saat tubuh memproduksi keton berlebihan.
Hal ini bisa membuat penderitanya mengalami sesak napas, bau nafas, detak jantung yang cepat, kebingungan dan disorientasi, muntah, dehidrasi hingga mengalami koma.
Seseorang bisa dikatakan mengalami hiperglikemia jika kadar gula dalam darah lebih dari 250 ml/dl. Efek gula darah tinggi pada tubuh Gula darah yang terlalu tinggi bisa menyebabkan komplikasi berikut:
1. Sering buang air kecil dan haus
Gula darah tinggi bisa mempengaruhi ginjal dan kadar urin. Akibatnya, tubuh menarik lebih banyak air sehingga penderita sering buang air kecil. Kondisi ini juga dapat menyebabkan rasa haus yang tinggi meskipun minum cukup cairan.
2. Penurunan berat badan
Gula darah tinggi dapat menyebabkan penurunan berat badan yang tiba-tiba atau tanpa sebab yang pasti. Hal ini terjadi karena sel-sel tubuh tidak mendapatkan glukosa yang dibutuhkan sehingga tubuh membakar massa otot dan lemak untuk energi.
Baca Juga: Corona Indonesia, Jumat (1/1): Bertambah 8.072 kasus baru, jangan lupa cuci tangan
3. Mati rasa dan kesemutan
Gula darah tinggi juga dapat menyebabkan mati rasa, terbakar, atau kesemutan di tangan dan kaki. Kondisi ini disebabkan oleh neuropati diabetik atau suatu komplikasi diabetes yang sering terjadi setelah tingginya kadar gula darah dalam jangka waktu yang lama. Seiring waktu, gula darah tinggi bisa menyebabkan kerusakan pada organ dan sistem tubuh.
Gula darah tinggi juga bisa merusak pembuluh darah yang memicu komplikasi seperti serangan jantung atau stroke, kerusakan mata dan kehilangan penglihatan, penyakit ginjal, dan masalah saraf di kulit, terutama kaki, menyebabkan luka, infeksi, dan masalah penyembuhan luka.
Cara mengontrol gula darah
Untuk mencegah risiko tersebut, kita harus menjaga keseimbangan kadar gula dalam darah. Berikut tips menjaga kadar gula dalam darah.
Baca Juga: Mengurangi bau mulut, inilah manfaat green tea untuk Anda
Seperti periksa kadar gula darah secara teratur, konsultasi dengan penyedia layanan kesehatan atau ahli gizi untuk mengetahui pola makan yang tepat dan mengambil tindakan pencegahan untuk menghindari infeksi, misalnya, mencuci tangan secara teratur. Hal ini wajib dilakukan karena penyakit, seperti pilek, dapat memicu peningkatan tekanan darah.
Lalu lakukan gaya hidup sehat dengan makan bergizi seimbang dan olahraga untuk menyeimbangkan kadar gula darah. Serta meminimalkan stres, misalnya melalui olahraga, cukup tidur, dan kegiatan rileksasi seperti meditasi atau yoga. (Ariska Puspita Anggraini)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Yang Terjadi pada Tubuh Saat Kadar Gula Darah Terlalu Tinggi"
Selanjutnya: Kemenkes kirim SMS ke penerima vaksin Covid-19, vaksinasi tunggu EUA dari BPOM
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News