kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Inilah tanaman yang ampuh sebagai obat DBD, ada pepaya, cabai jawa, pare dll


Senin, 03 Juni 2024 / 13:05 WIB
Inilah tanaman yang ampuh sebagai obat DBD, ada pepaya, cabai jawa, pare dll
ILUSTRASI. Paria, peria atau pare yang memiliki nama latin Momordica charantia sudah jamak ditemui. Rasanya yang pahit ternyata menyimpan khasiat. Foto wikimedia.org


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

Tanaman Obat DBD- Jakarta. Indonesia masih menghadapi serangan penyakit berbahaya dan mematikan, yakni demam berdarah dengue ( DBD). Berikut beberapa tanaman bisa menjadi obat DBD yang ampuh.

DBD adalah jenis penyakit akibat virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti. Jumlah penderita DBD di Indonesia selalu banyak setiap tahun.

Dilansir dari website Kementerian Kesehatan (Kemenkes), per Selasa (26/3) atau pekan ke-13, kasus DBD di Indonesia dilaporkan mencapai 53.131 orang. Sementara itu, kasus kematian akibat dengue dilaporkan ada 404 orang.

Dari sistem pemantauan penyakit, Kota Bandung tercatat dengan jumlah kasus dengue sebanyak 1.741 kasus, disusul Kota Kendari dengan 1.195 kasus, Bandung Barat 1.143 kasus, Kota Bogor 939 kasus, dan Subang 909 kasus.

Untuk sebaran kematian akibat dengue, Jepara mencatat angka 17 kematian, disusul Subang dengan 15 kematian, Kabupaten Bandung 14 kematian, Kendal 13 kematian dan Bogor 12 kematian.

Diberitakan Kompas.com, beragam bahan makanan ternyata mampu menjadi obat DBD. Salah satu makanan yang paling populer sebagai obat DBDadalah jus jambu biji.

Menurut penelitian yang dipublikasikan di Journal of Natural Medicine tahun 2013, kandungan dalam jambu biji terbukti bisa mengatasi DBD. Namun, sebenarnya, ada berbagai jenis tanaman pangan lain yang juga mujarab sebagai obat DBD.

Uniknya, tanaman-tanaman ini telah lama diketahui sebagai bahan jamu dan mudah ditemui di sekitar kita. Dalam sebuah penelitian di Malaysia, setidaknya ada 10 tanaman yang bisa dimanfaatkan sebagai obat DBD.

1. Sambiloto (Andrographis paniculata)

Sambiloto telah lama dikenal sebagai salah satu bahan jamu dalam kebudayaan Indonesia, terutama Jawa. Tanaman ini dikenal karena rasanya yang sangat pahit.

Namun daun sambiloto bisa diolah sebagai obat DBD. "Ekstrak metanol A.paniculata menunjukkan efek penghambatan antivirus tertinggi pada DENV-1 (salah satu serotipe virus dengue) oleh uji antivirus berdasarkan efek sitopatik," tulis para peneliti.

2. Pepaya (Carica papaya)

Pepaya adalah salah satu buah yang mudah ditemui di Indonesia. Buah ini bahkan bisa dicari di segala musim. Dalam penelitian tersebut, bagian tanaman pepaya yang dimanfaatkan sebagai obat DBD adalah daunnya.

"Daun (pepaya) telah diselidiki potensinya terhadap obat DBD. Ekstrak berair daun tanaman ini menunjukkan aktivitas potensial terhadap DBD dengan meningkatkan jumlah trombosit (PLT), sel darah putih (WBC) dan neutrofil (NEUT) dalam sampel darah pasien berusia 45 tahun yang digigit nyamuk pembawa," tulis para peneliti. 

Hasil penelitian itu menunjukkan, setelah 5 hari pemberian oral 25 mL ekstrak daun pepaya kepada pasien dua kali sehari, jumlah trombosit, sel darah putih, dan neutrofil meningkat. "Peningkatan trombosit dapat menyebabkan berkurangnya perdarahan, sehingga menghindari perkembangan menjadi penyakit DBD yang parah," tegas mereka.

3. Bakau (Rhizophora apiculata)

Jika biasanya pohon bakau dikenal dengan manfaatnya bagi wilayah pesisir pantai, siapa sangka tanaman ini juga punya khasiat sebagai obat DBD. "Sifat anti-demam berdarah dari ekstrak etanol Rhizophora apiculata di DENV-2 dalam sel Vero telah diketahui," tulis peneliti.

"R. apiculata menunjukkan aktivitas penghambatan dan aktivitas partikel virus yang tidak aktif sebesar 56,14 persen dan 41,5 persen masing-masing pada konsentrasi 12,5 dan 100 μg mL − 1," imbuh mereka.


Tag

TERBARU

[X]
×