Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Pasca terinfeksi virus corona, tubuh akan membentuk imunitas atau daya tahan yang bisa mencegah penularan Covid-19. Namun, daya tahan tubuh yang terbentuk berbeda-beda di setiap orang. Penelitian terbaru menemukan adanya hubungan antara gejala Covid-19 dengan imunitas atau daya tahan tubuh yang mungkin diperoleh pasien setelah pemulihan.
Selama ini dikenal daya tahan tubuh atau antibodi setelah terinfeksi virus corona hanya dapat bertahan selama 3-6 bulan dan setelah itu akan mulai berkurang. Namun, para ahli percaya, bahwa tingkat antibodi atau daya tahan tubuh yang kita miliki dapat menentukan risiko reinfeksi virus.
Tingkat kekebalan tubuh atau daya tahan juga berperan pada orang dengan komorbiditas tertentu, yang lebih mungkin untuk terinfeksi lagi. Penelitian yang dilakukan oleh University of Wisconsin itu menegaskan bahwa gejala Covid-19 dapat menunjukkan seberapa besar seseorang berisiko untuk reinfeksi.
Menurut para peneliti, orang-orang dengan kasus infeksi yang lebih ringan dianggap memiliki kekebalan atau daya tahan tubuh yang lebih rendah. Studi ini menganalisis sampel darah dari 113 pasien yang pulih dari Covid-19 selama lima minggu dan kemudian dibandingkan dengan sampel darah yang diambil setelah tiga bulan.
Baca juga: Vaksinasi di Indonesia dimulai, ini 4 kelompok yang tak boleh disuntik vaksin corona
Temuan penelitian juga membuktikan, bahwa orang-orang dengan penyakit Covid-19 yang parah lebih mungkin memiliki antibodi yang lebih kaya dan lebih lama. Kita bisa mengetahui empat gejala Covid-19 yang menunjukkan imunitas atau daya tahan tubuh dapat bertahan lebih lama.
1. Demam lebih dari seminggu
Biasanya demam tinggi dengan suhu di atas 38,5 derajat dapat mengindikasikan gejala Covid-19 setelah 4-5 hari terinfeksi. Dalam penelitian tersebut, demam yang berlangsung lama membuat tubuh bekerja ekstra untuk menghasilkan lebih banyak antibodi.
Respons peradangan sistemik seperti demam penting untuk memasang respons kekebalan tubuh yang baik. Selain itu, demam juga bisa menjadi alasan mengapa kasus Covid-19 yang lebih ringan memiliki lebih sedikit antibodi.
2. Hilangnya nafsu makan
Kehilangan nafsu makan adalah gejala infeksi Covid-19 yang dapat dikatakan parah. Hal yang sama juga terjadi pada orang-orang yang mengalami gejala seperti tak dapat mencium bau, infeksi tenggorokan, mual dan kelelahan kronis.
Beberapa dokter yakin, kehilangan nafsu makan yang ekstrim menjadi tanda bahwa tubuh akan mengalami perubahan besar. Sehingga, tubuh bekerja keras untuk menghasilkan respons peradangan sistemik yang tinggi, yang membantu dalam produksi antibodi yang banyak.
Kendati demikian, kehilangan nafsu makan dalam jangka panjang dapat mengganggu metabolisme. Akibatnya, kita mengalami penurunan berat badan, energi terkuras, dan kelelahan.
Baca juga: Program vaksin corona dimulai, pahami efek samping pasca vaksinasi
3. Diare
Diare juga merupakan gejala parah dari Covid-19 yang cukup banyak dialami pasien. Diare sering kali disertai dengan gejala lain seperti infeksi usus, muntah, dan rasa tidak enak pada perut.
Biasanya, gejala ini dianggap sebagai tanda, bahwa virus telah mengganggu sistem pencernaan dan umum terjadi pada pasien yang dirawat di rumah sakit. Namun, diare juga bisa berarti sebagai tanda kalau tubuh bekerja meningkatkan respons antibodi alami tubuh. Salah satunya dengan menghidupkan kembali sel-sel kekebalan yang ada di sepanjang lapisan usus.
4. Sakit perut
Sementara itu, sakit perut merupakan komplikasi pencernaan akibat infeksi Covid-19. Para peneliti menemukan, bahwa orang-orang yang melaporkan sakit perut sebagai gejala Covid-19 memiliki lebih banyak antibodi dan kekebalan yang lebih lama. Namun, penelitian tersebut masih memerlukan peninjauan lebih lanjut untuk menyimpulkan korelasi antara sakit perut kronis dengan kekebalan tubuh.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "4 Gejala Covid-19 yang Menunjukkan Antibodi Bertahan Lama",
Penulis : Ryan Sara Pratiwi
Editor : Lusia Kus Anna
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun
Selanjutnya: Vaksinasi Covid-19 untuk nakes dimulai, ini cara cek penerima di Pedulilindungi.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News