Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menegaskan semua sekolah harus sudah membuka belajar tatap muka pada Juli 2021. Bahkan, beberapa provinsi akan menggelar uji coba belajar tatap muka dalam waktu dekat.
Epidemiolog Universitas Airlangga, Laura Navika Yamani pun memaparkan berbagai hal yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19 dengan dibukanya sekolah tatap muka ini. Menurutnya, hal ini melibatkan semua pihak seperti pihak sekolah, siswa hingga wali siswa,
"Jadi ini tidak hanya terkait dengan siswanya, tetapi juga sekolahnya. Apakah fasilitas di sekolah itu sudah sesuai dengan protokol kesehatan, itu yang harus dipastikan," ujar Laura kepada Kontan.co.id, Senin (5/4).
Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, Senin (5/4): Tambah 3.712 kasus baru, jaga prokes
Laura pun menilai sekolah sudah menyiapkan berbagai hal untuk pembelajaran tatap muka ini, mengingat wacana pembukaan sekolah tatap muka sudah muncul sejak beberapa bulan yang lalu, namun tertunda beberapa kali karena situasi.
Namun, dia mengatakan sekolah juga harus menerapkan protokol kesehatan, fasilitas yang ada pun harus mendukung protokol kesehatan dan siswa yang hadir pun tidak boleh 100%. "Jadi harus ada model hybrid 50%, kemudian dibagi setiap hari siapa yang harus datang." tambah Laura.
Tak hanya itu, Laura juga menilai bahwa sekolah pun harus melakukan penilaian kesehatan pada para siswa. Hal ini dilakukan secara berlapis, dimana sebelum masuk ke sekolah dilakukan checklist terhadap kesehatan setiap siswa dan pada murid masuk sekolah dilakukan pemeriksaan suhu tubuh bahkan melihat apakah ada gejala tertentu pada para siswa.
Sementara, para siswa pun harus diberikan pemahaman atau informasi mengenai pedoman-pedoman atau apa yang harus dilakukan selama belajar tatap muka.
"Pihak sekolah juga bisa membantu dengan memberikan pedoman-pedoman, pedoman itu bisa dipelajari oleh anak nanti. Jadi pedoman di kelas apa yang dilakukan, apalagi ini kemungkinkan [yang sekolah tatap muka] tidak hanya tingkat SMA dan SMP, mungkin juga SD bahlan TK dan Paud," terang Laura.
Baca Juga: Soal pembelajaran tatap muka, Menteri Nadiem: Tak ada paksaan
Menurut Laura, pemberian informasi kepada siswa diperlukan lantaran pemahaman setiap masyarakat berbeda, sehingga sekolah juga perlu memberikan panduan kepada para wali murid.
Bila para wali murid telah memahami pedoman tersebut, mereka pun bisa menyampaikannya ke anak-anak mereka, terutama kepada siswa yang masih duduk di bangku SD, TK dan Paud.
Tak hanya menyampaikan informasi mengenai pedoman sekolah tatap muka, wali murid juga harus menyiapkan berbagai perlengkapan yang dibutuhkan.
Misalnya, kalau kantin tidak diizinkan dibuka maka wali murid harus menyiapkan apa yang harus dibawa para siswa, seperti peralatan makan hingga seperti apa cara makan yang aman.
Meski begitu, Laura berharap sekolah tidak melakukan acara makan di sekolah. Walaupun dengan begitu, artinya akan ada pembatasan waktu yang harus diterapkan.
"Kalau dibuat full day, ini harus dipertimbangkan, full day-nya harus seperti apa. kelasnya dipastikan sirkulasi udaranya bagus, kalau bisa pindah-pindah tempat, jadi full day itu tidak selalu berada di di dalam ruangan. Jadi ada kombinasi kegiatan di lapangan, kemudian di kelas, nah ini dari pihak sekolahnya," ujarnya.
Lebih lanjut, Laura pun mengatakan pihak sekolah harus berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 yang ada, ini berkaitan dengan hal-hal yang harus disiapkan dan yang harus dilakukan oleh sekolah.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News