Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Virus corona baru yang menyebarkan pandemi Covid-19 di seluruh dunia menjadi perhatian kita semua. Sejak pertama kali dikabarkan pada 31 Desember 2020 hingga hari ini, Minggu (5/4/2020), virus ini telah menginfeksi lebih dari 1.200.000 orang di 206 negara dan dua kapal pesiar Internasional.
Sementara jika dibandingkan SARS yang disebabkan oleh virus SARS-associated coronavirus (SARS-CoV), WHO merilis pada 2003 bahwa wabah ini "hanya menginfeksi" sekitar 8.098 orang di 26 negara. Sangat jauh berbeda dibanding virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 saat ini.
Lantas, kenapa virus corona yang baru ditemukan ini dapat menginfeksi lebih banyak manusia atau kenapa virus ini dengan cepat menyebar?
Baca Juga: Waspada, mata merah juga bisa jadi gejala terinfeksi virus corona
Menurut hasil penelitian studi terbaru, protein yang terkandung dalam virus corona SARS-CoV-2 memiliki "daerah khusus" atau ridge yang lebih padat. Hal ini membuatnya lebih mudah menempel pada sel manusia dibanding virus corona jenis lainnya. Saat virus mudah menempel ke sel manusia, ini memungkinkan virus corona SARS-CoV-2 memiliki kemampuan menginfeksi dengan lebih baik dan mampu menyebar lebih cepat.
Dikabarkan Live Science, Sabtu (4/4/2020), virus corona baru SARS-CoV-2 menempel pada sel manusia melalui apa yang disebut spike protein. Ketike spike protein menempel atau terikat pada reseptor sel manusia - protein pada permukaan sel yang berfungsi sebagai pintu masuk sel -membran virus akan bergabung dengan sel manusia. Hal ini memungkinkan genom virus untuk masuk ke dalam sel manusia.
Baca Juga: Kapan waktu berjemur paling sehat di Indonesia?
Semua jenis virus corona, termasuk yang menyebabkan penyakit SARS dan MERS, menempel pada sel manusia melalui spike protein. Namun, setiap jenis virus corona memiliki struktur spike protein yang berbeda. Pada bulan Februari lalu, sekelompok peneliti dari Universitas Texas di Austin dan National Institutes of Health memetakan struktur molekul speke protein pada virus corona baru SARS-CoV-2.
Dan terbaru, sekelompok peneliti lain dari University of Minnesota mengeksplorasi lebih lanjut spike protein virus corona baru dan keterikatannya dengan reseptor sel manusia menggunakan sinar-X. Tujuan mereka adalah untuk memahami mengapa spike protein virus corona baru sangat ahli dalam menginfeksi sel manusia dibanding dengan virus corona lain, terutama virus SARS-CoV.
Baca Juga: Begini gejala awal terjangkit virus corona dari hari ke hari
Baik SARS-CoV (penyebab wabah SARS pada 2003) dan SARS-CoV-2 (virus corona penyebab pandemi Covid-19 saat ini), mengikat reseptor manusia yang sama, yang dikenal sebagai ACE2. Menurut penelitian terbaru yang dilakukan tim dari Universitas Minnesota menemukan bahwa mutasi genetik membuat spike protein pada SARS-CoV-2 mengembangkan ridge atau "daerah khusus" molekuler yang lebih rapat dibanding SARS-CoV.
Struktur yang lebih padat dan adanya beberapa perbedaan kecil memungkinkan SARS-CoV-2 menempel lebih kuat pada reseptor ACE2 manusia. Hal ini pada akhirnya membuat virus ini dapat menginfeksi manusia dengan lebih baik dan mampu menyebar lebih cepat dibanding virus corona yang menyebabkan SARS.
Baca Juga: Berapa lama pembawa virus corona dapat menginfeksi orang lain? Simak penjelasannya
"Secara umum, dengan mempelajari struktur dari protein paling penting dalam virus, kita dapat merancang obat dan memblokir aktivitas mereka, seperti mengacaukan radar mereka," ucap Fang Li, seorang profesor di Departemen Ilmu Hewan dan Biomedis di University of Minnesota dalam sebuah pernyataan.
Dengan mempelajari secara spesifik virus ini dan bagaimana ia melekat pada sel manusia, para peneliti juga memperoleh beberapa wawasan tentang bagaimana virus itu dapat melompat dari hewan ke manusia.
Baca Juga: Bukan cuma batuk kering, berikut 6 gejala virus corona tidak biasa
Mereka menemukan bahwa virus corona pada kelelawar juga berikatan dengan reseptor ACE2, tetapi buruk. Beberapa mutasi bisa meningkatkan kemampuan virus kelelawar untuk menempel pada reseptor manusia, memungkinkan lompatan ke manusia, menurut pernyataan itu. Para peneliti juga menganalisis struktur spike protein pada trenggiling, yang bisa menjadi inang antara kelelawar dan manusia, menurut laporan Live Science sebelumnya.
Baca Juga: Ini alasan harus jauhi gula saat wabah virus corona
Mereka menemukan bahwa salah satu virus corona pada trenggiling berpotensi mengikat reseptor manusia. Ini mendukung gagasan bahwa trenggiling adalah inang perantara virus. "Tetapi hipotesis itu perlu diverifikasi secara eksperimental," tulis ahli dalam penelitian tersebut.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Alasan Virus Corona Covid-19 Lebih Cepat Menginfeksi Manusia"
Penulis : Gloria Setyvani Putri
Editor : Gloria Setyvani Putri
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News