Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Dan terbaru, sekelompok peneliti lain dari University of Minnesota mengeksplorasi lebih lanjut spike protein virus corona baru dan keterikatannya dengan reseptor sel manusia menggunakan sinar-X. Tujuan mereka adalah untuk memahami mengapa spike protein virus corona baru sangat ahli dalam menginfeksi sel manusia dibanding dengan virus corona lain, terutama virus SARS-CoV.
Baca Juga: Begini gejala awal terjangkit virus corona dari hari ke hari
Baik SARS-CoV (penyebab wabah SARS pada 2003) dan SARS-CoV-2 (virus corona penyebab pandemi Covid-19 saat ini), mengikat reseptor manusia yang sama, yang dikenal sebagai ACE2. Menurut penelitian terbaru yang dilakukan tim dari Universitas Minnesota menemukan bahwa mutasi genetik membuat spike protein pada SARS-CoV-2 mengembangkan ridge atau "daerah khusus" molekuler yang lebih rapat dibanding SARS-CoV.
Struktur yang lebih padat dan adanya beberapa perbedaan kecil memungkinkan SARS-CoV-2 menempel lebih kuat pada reseptor ACE2 manusia. Hal ini pada akhirnya membuat virus ini dapat menginfeksi manusia dengan lebih baik dan mampu menyebar lebih cepat dibanding virus corona yang menyebabkan SARS.
Baca Juga: Berapa lama pembawa virus corona dapat menginfeksi orang lain? Simak penjelasannya
"Secara umum, dengan mempelajari struktur dari protein paling penting dalam virus, kita dapat merancang obat dan memblokir aktivitas mereka, seperti mengacaukan radar mereka," ucap Fang Li, seorang profesor di Departemen Ilmu Hewan dan Biomedis di University of Minnesota dalam sebuah pernyataan.
Dengan mempelajari secara spesifik virus ini dan bagaimana ia melekat pada sel manusia, para peneliti juga memperoleh beberapa wawasan tentang bagaimana virus itu dapat melompat dari hewan ke manusia.
Baca Juga: Bukan cuma batuk kering, berikut 6 gejala virus corona tidak biasa