kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini penjelasan ahli soal hubungan sinar matahari dan virus corona


Sabtu, 25 Juli 2020 / 12:52 WIB
Ini penjelasan ahli soal hubungan sinar matahari dan virus corona
ILUSTRASI. Hubungan sinar matahari dan virus corona.


Reporter: kompas.com | Editor: S.S. Kurniawan

Ketika imunitas atau sistem kekebalan tubuh tidak mampu mempertahankan diri dari serangan virus tersebut, maka akan timbul kejadian alergi dan infeksi. Di antara gejalanya yang saat ini adalah: 

  • Demam tinggi 
  • Batuk dan pilek 
  • Sesak napas 
  • Panas dingin 
  • Badan gemetar berulang kali disertai menggigil 
  • Sakit kepala 
  • Nyeri otot 
  • Sakit tenggorokan 
  • Kehilangan kemampuan mencium bau dan mengecap rasa 
  • Mata merah 
  • Lelah 

"Makanya yang kita butuhkan adalah bagaimana sistem kekebalan tubuh kita itu terjaga," ujar Budi. 

Baca Juga: Ini tips aman berolahraga di ruang publik saat pandemi virus corona (Covid-19)

Budi menyebutkan, salah satu cara mempertahankan supaya sistem kekebalan tubuh bisa berjalan dengan baik dan normal adalah dengan menjaga kesehatan mental dan melengkapi nutrisi yang dibutuhkan. 

Adapun beberapa nutrisi yang wajib Anda cukupi, yakni karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin. "Vitamin D adalah salah satu vitamin yang berperan menjaga daya tahan tubuh, selain berfungsi baik untuk tulang," tuturnya. 

Sumber utama vitamin D adalah sinar matahari berupa sinar ultraviolet B yang bisa Anda dapatkan langsung saat tubuh, terutama bagian permukaan kulit, terpapar oleh cahaya matahari tersebut. 

Maka, seseorang yang mendapatkan sinar matahari yang cukup untuk memenuhi kebutuhan vitamin D tubuhnya akan membuat sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat untuk melawan virus corona yang masuk. 

Baca Juga: Apakah Pandemi Virus Corona Melambat pada Musim Panas?

Dengan demikian, gejala atau infeksi yang terjadi juga bisa minim dibanding saat virus corona menginfeksi orang yang jarang terpapar sinar matahari dan kebutuhan vitamin D-nya kurang (defisiensi vitamin D). 

Selain itu, dari berbagai jurnal yang ia baca, Budi menganggap, cuaca memang merupakan faktor penting dalam menentukan tingkat kejadian Covid-19 di Jakarta. Suhu rata-rata secara signifikan berkorelasi dengan Covid-19.

Penulis: Ellyvon Pranita

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sinar Matahari dan Covid-19, Apa Hubungannya? Ini Penjelasan Ahli"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×