kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini penjelasan ahli soal hubungan sinar matahari dan virus corona


Sabtu, 25 Juli 2020 / 12:52 WIB
Ini penjelasan ahli soal hubungan sinar matahari dan virus corona
ILUSTRASI. Hubungan sinar matahari dan virus corona.


Reporter: kompas.com | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di awal kemunculan virus corona baru, pada Januari-Februari 2020, banyak sekali isu simpang siur yang beredar. Salah satunya adalah wilayah Indonesia yang tidak akan terjamah Covid-19 karena faktor cuaca dan selalu berlimpah sinar matahari. 

Selain itu, beredar isu sinar matahari yang membuat virus corona mati sebelum menginfeksi orang Indonesia. Ini didukung dengan kondisi, setelah China, negara tetangga, seperti Malaysia, Australia, Singapura, Thailand, mencatat kasus virus corona. 

Tapi, saat itu belum terdata satu pun kasus positif virus corona. Hingga akhirnya, pada 2 Maret 2020, Indonesia mengumumkan kasus pertama, yaitu dua pasien yang terkonfirmasi positif terinfeksi virus corona. 

Baca Juga: Hampir tembus 100.000 kasus Covid-19, ini protokol pencegahan virus corona

Berbagai penelitian dan para ahli medis menyatakan, sinar matahari tidak bisa membunuh virus corona yang ada di dalam tubuh, bahkan di luar ruangan sekalipun. Lantas apa kaitannya sinar matahari dan Covid-19? 

Ahli Alergi Imunologi Anak Indonesia Prof Dr Budi Setiabudiawan dr SpA(K) menuturkan, keduanya memiliki keterkaitan secara tidak langsung. Untuk bertahan guna mencegah terhindar dari infeksi virus, sistem kekebalan tubuh sangat orang perlukan.

Dalam melakukan fungsinya sebagai pertahanan, sistem kekebalan tubuh akan memperbanyak jumlah sel darah putih atau leukosit, dan membentuk antibodi. "Jika baik, berjalan normal, itu akan berhasil baik juga untuk mempertahankan diri dari benda asing yang masuk," kata Budi, Kamis (23/7). 

Baca Juga: 5 obat herbal yang wajib dikonsumsi di tengah pandemi corona

Sebaliknya, kalau fungsi pertahanan berjalan dengan tidak normal (abnormal), maka bisa memicu hipersensitivitas (alergi) dan kejadian infeksi berulang (imunodefisiensi). Nah, virus corona adalah benda yang dianggap asing oleh tubuh manusia. 




TERBARU

[X]
×