kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini jumlah kalori yang dibakar otak untuk bekerja


Rabu, 13 November 2019 / 06:11 WIB
Ini jumlah kalori yang dibakar otak untuk bekerja
ILUSTRASI. Ilustrasi. Organ tubuh, otak manusia


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - Otak yang dipacu untuk terus berpikir dan mempelajari hal baru dapat menguras kalori. Tapi, Anda tidak lantas dapat kurus hanya dengan terus berpikir.

Pada tahun 1984, Panitia Kejuaraan Catur Dunia membatalkan secara tiba-tiba pertandingan. Alasannya, badan Anatoly Karpov atlet catur asal Rusia terlalu kurus untuk mengikuti perlombaan.

Baca Juga: Tak selalu manis, ada semangka pucat yang pahit dan keras

Sekedar info, berat badan Karpov turun sebanyak 10 Kilogram (KG) setelah melewati puluhan pertandingan catur dalam waktu lima bulan. Penyelenggara pun mengkhawatirkan kondisi kesehatannya.

Menurut laporan ESPN, atlet catur lainnya kehilangan sekitar 6.000 kalori dalam satu kali pertandingan (tanpa meninggalkan kursi).   

Nah, apakah aktivitas otak (berpikir) dapat menghabiskan energi dan menurunkan berat badan?

Mengutip dari situs Live Science, otak dapat membakar sekitar 20%-25% kalori hanya untuk bernafas, mencerna, dan menjaga suhu tubuh tetap hangat.  

Artinya, dalam satu hari orang dewasa (laki-laki dan perempuan) membutuhkan 350 kalori - 450 kalori hanya untuk memenuhi kebutuhan energi otak.  

Sedangkan untuk anak usia lima sampai enam tahun, otak membakar kalori lebih banyak. "Otak dapat menghabiskan sekitar 60% energi tubuh," kata Doug Boyer, Profesor Antropologi Evolusi Duke University.

Tingginya kebutuhan kalori untuk otak rupanya tidak lantas menurunkan berat badan. Karena, otak hanya dapat membakar kalori sekitar 2% dari total bobot badan.

Otak lapar

Boyer bekerjasama dengan Arianna Harington, mahasiswa pascasarjana jurusan Antropologi Evolusioner, Unirsitas Duke melakukan penelitian tentang konsumsi kalori dalam otak mamalia.

Hasilnya, mamalia berukuran kecil seperti pohon dan monyet mamorset membutuhkan banyak energi untuk aktivitas otak mereka. Artinya, setiap otak membutuhkan glukosa (penghasil energi) untuk kinerja otak.

Otak membutuhkan energi untuk menjalankan komunikasi antar sel neuron. Sel-sel tersebut berkomunikasi melalui sinyal kimia yang ditransmisikan melintasi struktur sel yang disebut sinapsis.

"Otak membutuhkan banyak energi untuk menembakkan sinapsis," kata Harringtong.

Baca Juga: Tingginya kadar ozon jadi ancaman buruk tanaman jagung

Asal tahu saja, aktivitas tersebut melibatkan banyak transportasi ion yang melintasi membran. Harrington mengatakan proses tersebut merupakan proses paling tinggi di dalam otak.

Otak tidak pernah benar-benar beristirahat. Meskipun saat manusia sedang tidur otak tetap bekerja. Karena, otak harus menjaga fungsi tubuh tetap bekerja.

Melatih pikiran

Otak juga membutuhkan energi untuk mempelajari sesuatu hal yang baru. Claude Messier, Profesor Psikologi dan Ilmu Saraf Universitas Ottawa, Kanda menjelaskan saat beradaptasi dengan hal baru, otak akan meningkatkan konsumsi energi.

Namun saat, manusia berhasil beradaptasi otak tidak lagi mengeluarkan kalori yang besar. Alasannya otak sudah terbiasa melakukan hal tersebut.  

Baca Juga: Fakta menarik, predator laut berperan sebagai penyeimbang kehidupan

Messier menyarankan Anda tidak mengkonsumsi makanan manis berlebihan ketika sedang mempelajari hal baru. Karena, kebutuhan kalori otak untuk adaptasi lebih kecil dibandingkan seluruh aktivitas otak.

Otak dipompa untuk bekerja

Hasil penelitian di atas dapat menjelaskan kenapa Karpov menjadi kurus ketika menjalani kompetisi.

Hal ini disebabkan karena tubuh altet Rusia ini stres dan kurangnya konsumsi makanan. Dia berada di bawah tekanan kuat yang menyebabkan stres. Kondisi tersebut dapat memicu peningkatan detak jantung, pernafasan lebih cepat, dan berkeringat.

Selain itu, para atket harus duduk sekitar delapan jam dalam sebuah pertandingan. Hal tersebut membuat pola makan mereka terganggu. "Badan membutuhkan energi untuk menjaga tubuh terus beraktivitas dalam jangka waktu lama," kata Messier.

Baca Juga: Meningkatnya suhu permukaan Bumi mengancam kehidupan burung

Sehingga, bila mereka tidak makan sesering atau sebanyak mungkin akan membuat berat badan turun.    

Sumber : www.livescience.com 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×