kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini gejala dan bahaya badai sitokin yang dialami pasien Covid-19 dari dokter RSUI


Senin, 13 September 2021 / 16:16 WIB
Ini gejala dan bahaya badai sitokin yang dialami pasien Covid-19 dari dokter RSUI
ILUSTRASI. Ini gejala dan bahaya badai sitokin yang dialami pasien Covid-19 dari dokter RSUI.


Penulis: Tiyas Septiana

Saat mengalami kondisi ini seseorang tidak mengalami sesak nafas bahkan biasa-biasa saja meskipun sedang mengalami penurunan oksigen. Karenanya, oksimeter menjadi acuan untuk mendeteksi adanya kondisi badai sitokin pada pasien.

Adityo memaparkan selama menangani pasien Covid, badai sitokin bisa dilihat dari riwayat kesehatan setiap individu, baik dari faktor usia, kondisi obesitas, dan riwayat penyakit kronik pasien. 

Pada pasien obesitas, lebih berisiko mengalami badai sitokin karena akan mudah terkena inflamasi. Meskipun demikian, riwayat tersebut tidak bisa menjadi acuan apakah seseorang pasti terkena badai sitokin atau tidak. 

Baca Juga: 7 Universitas terbaik di Indonesia versi Mosiur 2021, UGM sabet ranking 1

“Semua kembali ke imun tubuh setiap individu, karena pertahanan imun setiap individu tentunya berbeda-beda,” jelasnya. 

Dengan kata lain, faktor-faktor risiko ini hanyalah sebuah prediksi, bukan merupakan suatu indikator kepastian seseorang terkena badai sitokin atau tidak.

Vaksin cegah fenomena badai sitokin

Adityo juga mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam program vaksinasi pemerintah guna menghindari adanya fenomena badai sitokin. 

Penggunaan vaksin Covid-19 seperti Astra Zeneca, Sinovac, Pfizer, Moderna, dan Sinopharm sangat penting dalam upaya penanganan pandemi.

Selain itu masyarakat juga perlu memahami jika setiap jenis vaksin memiliki kriteria penerima vaksin yang berbeda. Contohnya vaksin Pfizer yang ditujukan hanya untuk anak usia 12 hingga 17 tahun, ibu hamil, atau seseorang yang direkomendasikan oleh dokter.

Ia juga mengingatkan bahwa masyarakat perlu menjaga daya tahan tubuh mereka agar terhindar dari penularan Covid-19 maupun badai sitokin. 

Kebutuhan asupan nutrisi yang sehat penting untuk mendukung daya tahan tubuh. Kebutuhan nutrisi ini terdiri dari makro nutrien dan mikro nutrien. 

Jenis makronutrien yang baik dikonsumsi diantaranya adalah karbohidrat, protein, dan lemak. Sedangkan mikronutrien yang baik adalah vitamin dan mineral. 

Kedua jenis nutrien ini penting untuk dikonsumsi secara teratur untuk menjaga pola hidup menjadi sehat dan seimbang.

Selanjutnya adalah jangan termakan hoaks yang beredar di sosial media. Bila menemukan informasi yang penting, namun kebenarannya masih diragukan, sebaiknya masyarakat perlu menggali informasi lebih lanjut untuk mengetahui kebenarannya. 

Anda bisa menggali informasi melalui sumber internet yang valid atau bertanya kepada rekan yang memiliki kompeten atau ahli pada bidang tersebut sehingga masyarakat dapat terhindar dari hoaks yang beredar.

Selanjutnya: Lowongan BUMN Kimia Farma terbaru September 2021 untuk fresh graduate, ini infonya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×