kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini gejala baru Covid-19: Sindrom patah hati


Jumat, 24 Juli 2020 / 05:10 WIB
Ini gejala baru Covid-19: Sindrom patah hati
ILUSTRASI. Ilustrasi seorang warga Depok mengenakan masker. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/foc.


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Kaitan Covid-19 dan sindrom patah hati 

Pandemi global ini tentu membuat banyak orang mengalami stres. Entah itu karena khawatir orang tersayang terinfeksi, kehilangan pekerjaan, kesulitan menyeimbangkan kehidupan pribad dan pekerjan, atau physical distancing yang membuat banyak orang mengalami isolasi sosial. Ada banyak faktor yang memicu stres selama pandemi ini. 

Menurut ahli jantung sekaligus pemimpin riset, Ankur Kalra, faktor-faktor tersebut bisa memicu stres kardiomiopati pada pasien COVID-19. Yah, pandemi COVID-19 telah membawa banyak tingkat stres dalam kehidupan orang-orang di seluruh negara dan dunia. Semua orang tidak hanya mengkhawatirkan kondisi diri mereka sendiri atau keluarganya. Mereka juga berhadapan dengan masalah ekonomi dan emosional, masalah sosial dan potensi kesepian dan isolasi. 

Baca Juga: UPDATE corona di Jakarta Kamis 23 Juli positif 18.068 sembuh 11.283 meninggal 751

"Stres dapat memiliki efek fisik pada tubuh dan hati kita, sebagaimana dibuktikan oleh semakin meningkatnya diagnosis stres kardiomiopati yang kita alami," tambah Kalra. 

Dalam riset ini, peneliti mengamati 1.656 pasien yang mengalami sindrom patah hati akut selama empat periode prapandemi, yakni Maret-April 2018, Januari-Februari 2019, Maret-April 2019 dan Januari-Februari 2020. 

Baca Juga: Banyak kasus baru corona dari perkantoran, ini panduan aman selama di kantor

Setelah itu, peneliti membandingkan hasil analisis data dengan temuan yang mereka dapat usai menganalisis 258 pasien yang mengalami kondisi serupa di masa pandemi, yakni pada 1 Maret hingga 30 April 2020. 

Dari hasil riset, terbukti adanya peningkatan stres kardiomiopati selama masa pandemi. Data riset juga mencatat sekitar 7,8 persen pasien positif Covid-19 mengalami sindrom patah hati. Padahal, tingkat stres kardiomiopati selama empat periode prandemik hanya antara 1,5 dan 1,8%, yakni antara lima hingga 12 pasien per periode. 




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×