Reporter: kompas.com | Editor: S.S. Kurniawan
Belum ada tes tunggal yang bisa mengidentifikasikan seseorang menderita Evali. Sebab, kondisi Evali memiliki kemiripan dengan kasus flu dan pneumonia lain, yakni:
- Sesak napas
- Batuk
- Sakit dada
- Demam dan menggigil
- Diare, mual, dan muntah
- Takikardia (detak jantung cepat)
- Takipnea (pernapasan cepat dan dangkal)
Namun diagnosis EVALI bisa dipenuhi ketika pasien melaporkan penggunaan vape selama 90 hari sebelum gejala pertama kali dirasakan. Selain itu, X-ray maupun CT scan menunjukkan bintik-bintik yang tampak kabur di paru-paru.
Baca Juga: Catat, Instagram larang influencer promosikan vape, rokok, dan senjata
Namun, tidak ada jenis infeksi paru lain yang terdeteksi. Ini berarti, tes untuk virus maupun infeksi bakteri lain negatif.
CDC maupun Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat merekomendasikan agar orang-orang tidak menggunakan rokok elektrik yang mengandung THC.
Selain itu, mereka menganjurkan agar tidak menambahkan vitamin E asetat ke dalam produk vape. Masyarakat juga diimbau untuk sebaiknya menghindari produk vape apa pun karena belum diketahui dengan pasti zat tunggal penyebab Evali.
Baca Juga: Beberapa pakar kesehatan sepakat perlu kajian komprehensif terkait rokok elektrik
Para pengguna vape juga diimbau untuk selalu memantau kesehatannya dan lekas mengunjungi penyedia layanan kesehatan bila mengalami gejala seperti di atas.
Penulis: Nur Rohmi Aida
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal EVALI, Penyakit Paru Misterius akibat Rokok Elektrik"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News