Reporter: Thomas Hadiwinata | Editor: Thomas Hadiwinata
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama dunia terperangkap dalam situasi darurat kesehatan, staycation menjadi pilihan bagi banyak orang yang mendambakan penyegaran. Istilah itu merujuk ke dua kata dalam bahasa Inggris yang menjadi pembentuknya. Yaitu, menghabiskan waktu di satu tempat saja.
Karena ruang gerak yang terbatas, orang biasanya memilih staycation di tempat yang berlimpah fasilitas, seperti hotel berbintang. Properti yang berada di lokasi dengan pemandangan alam menawan juga kerap dipilih, semacam resor. Ada juga yang memilih properti karena ukurannya yang besar sehingga bisa menghabiskan waktu bersama dengan orang-orang kesayangannya.
Tidak cuma model dan lokasi, jalur untuk menyewa properti di masa kini juga beragam. Selain memesan melalui jalur konvensional, platform digital pemesanan properti semakin populer. Untuk yang terakhir ini, nama Airbnb pantas disebut.
Baca Juga: Pemerintah larang mudik, tingkat okupansi hotel turun
Sebagai platform terkemuka yang mempertemukan pemilik properti dengan calon penyewa, Airbnb turut memainkan peran dalam pencegahan penyebaran virus corona. Perusahaan asal Amerika Serikat ini memperpanjang larangan penyewaan properti untuk tempat pesta hingga akhir musim panas.
Kendati beberapa negara sudah melonggarkan aturan pembatasannya, Airbnb tetap memberlakukan kapasitas maksimal untuk properti yang ditawarkan. Tiap hunian hanya boleh diisi 16 orang saja.
Dalam pernyataan Airbnb, yang dikutip BBC, aturan pembatasan jumlah penghuni itu pertama kali diberlakukan pada Agustus 2020. Aturan yang dibuat demi kesehatan masyarakat itu, menurut Airbnb, terbukti populer di kalangan tuan rumah, alias para pemilik properti.
Agar aturan itu tidak berhenti menjadi imbauan semata, Airbnb menyatakan akan mengambil tindakan hukum bagi mereka yang melanggar. Baik tamu, ataupun tuan rumah.
Upaya lain Airbnb untuk memastikan kapasitas hunian tidak melebihi ketentuan adalah menghapus filter pencarian "ramah acara" di aplikasi pemesanannya. Airbnb menyatakan fitur itu tidak dapat diakses pengguna hingga akhir musim panas mendatang. Saat itu, Airbnb akan meninjau kembali apakah larangan tersebut akan diperpanjang atau tidak.
Bos Airbnb, Brian Chesky, berbagai kebijakan itu mencerminkan keinginan Airbnb untuk menjadi pemain komunitas yang baik di seluruh dunia, saat perjalanan wisata kembali normal.
Kiprah Airbnb di masa darurat kesehatan memang patut menjadi contoh. Perusahaan rintisan itu berupaya memadukan keinginan orang sedunia untuk refreshing, tanpa harus meningkatkan risiko infeksi virus corona.
Baca Juga: Staycation dengan tetap patuhi protokol kesehatan
Sudah seharusnya seluruh warga dunia, termasuk kita yang berada di Indonesia selalu mengikuti protokol kesehatan di masa pandemi. Tak terkecuali di saat kita melakukan wisata untuk refreshing.
Agar risiko penularan bisa dihindari, jangan lupa untuk selalu mencuci tangan sebelum menyentuh wajah, mengenakan masker, dan menjaga jarak, termasuk di hunian yang kita sewa. Jangan lupa juga untuk menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas selama kita refreshing.
Upaya perlindungan tambahan yang patut juga kita pertimbangkan adalah melakukan tes sebelum dan setelah melakukan perjalanan. Ini penting untuk menjaga kesehatan orang-orang yang kita temui di tempat baru, ataupun mereka yang berada di sekitar tempat tinggal kita.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabu
Selanjutnya: Kasus Covid-19 terus melonjak, Malaysia umumkan lockdown nasional mulai 1 Juni
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News