kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ingin sehat tapi malas olahraga? Coba cara ini


Selasa, 07 Januari 2020 / 14:31 WIB
Ingin sehat tapi malas olahraga? Coba cara ini
ILUSTRASI. Warga beraktivitas saat hari bebas kendaraan di kawasan Bunderan Hotel Indonesia Jakarta, Minggu (24/6).


Sumber: Kompas.com | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Resolusi untuk melakukan olahraga termasuk ke dalam daftar 10 target kebanyakan orang di awal tahun dan biasanya resolusi ini berhenti dilakukan di bulan Februari. Hal ini karena mereka menetapkan sesuatu yang berbeda jauh dengan kebiasaan sehari-hari sebelumnya.

Jika di bulan Desember kita banyak bermalas-malasan, maka kita akan merasa tersiksa jika di awal tahun harus ke gym atau jogging setiap jam 6 pagi. Salah satu cara untuk menyiasati aktivitas fisik selain berolahraga sebenarnya banyak. Perawat yang melakukan riset tentang olahraga, Libby Richard dari Purdue University, menyarankan aktivitas yang bermanfaat untuk seluruh bagian tubuh. 

Manfaat dari aktif bergerak akan dirasakan setiap sistem dalam tubuh. Misalnya saja, kualitas tidur menjadi lebih baik, memiliki lebih banyak energi, suasana hati yang lebih baik, dapat berpikir lebih jernih, dan mengingat lebih baik.

Baca Juga: Generasi milenial sudah mulai menghadapi masalah tekanan darah tinggi

Selain itu, tulang akan menjadi lebih kuat, tubuh kita juga merespons insulin dengan lebih baik sehingga dapat menurunkan risiko diabetes. Secara signifikan, kita pun akan mengurangi risiko kanker. Intinya, jika kamu ingin hidup sehat, kamu harus aktif bergerak.

“Mengucapkan memang lebih gampang daripada melakukan,” kalimat ini mungkin terlintas di pikiran kita. Nyatanya, aktivitas fisik memang lebih mudah dari yang kita pikirkan. Cukup menambahkan sedikit aktivitas fisik untuk bergerak dalam rutinitas harian.

Misalnya melakukan jalan cepat selama 20 menit. Hal tersebut memberikan manfaat kesehatan yang mirip dengan berlari dan mungkin lebih banyak manfaat sosial. Risiko cedera pun jauh lebih rendah.

Baca Juga: Ahmad Hasyim, penyembuh luka akibat diabetes lewat Pedis Care

Aktivitas tersebut dapat dilakukan dimana saja, seperti di lingkungan rumah, kantor, dan lainnya. Kita bisa berjalan sehari sekali selama 22 menit atau sehari dua kali dengan masing-masing waktu 11 menit. Terlihat sederhana tapi secara total kita sudah aktif bergerak lebih dari 150 menit per minggu.

Tak kalah penting adalah mengurangi waktu duduk. Jika kamu telah merasa cukup olahraga, duduk selama sisa hari dapat merusak manfaat dari latihanmu. Bagi Anda yang belum siap untuk berjalan cepat selama 2,5 jam setiap minggu, mengurangi waktu duduk akan menjadi tujuan awal yang bagus.

Menetapkan tujuan lain

Banyak pakar olahraga menyarankan untuk menetapkan tujuan menggunakan akronim SMART (specific (spesifik), measurable (terukur), attainable (dapat dicapai), realistic (realistis) and time-based (berbasis waktu) untuk memandu penetapan tujuan. Metode tersebut dapat membantu kita untuk mencapai tujuan lebih sedikit duduk dan lebih banyak bergerak.

Alih-alih terus memikirkan, “Lebih banyak bergerak daripada duduk,” kita harus membuat rencana konkret. Misalnya, membuat daftar yang bisa membuat kita lebih banyak bergerak dalam sehari, seperti naik tangga dan bukan naik lift saat harus naik dua sampai tiga lantai. 

Jadikan itu terukur. “Kurang” dan “lebih” sulit untuk diukur. Cobalah buat cara mengukur sendiri, seperti berjalan selama lima menit setiap setelah duduk selama satu jam. Tanpa membuat pengukuran, sulit mengetahui kapan tujuan tersebut telah tercapai.

Jika saat ini kamu tidak berolahraga sama sekali, 150 menit seminggu mungkin tidak realistis. Berjalan kaki 20 menit per minggu bisa menjadi solusi. 

Baca Juga: Perlukah detoks setelah libur panjang?

Nantinya, secara perlahan-lahan kita bisa meningkatkan aktivitas fisik tersebut untuk mencapai tujuan utama, yaitu 150 menit per minggu. Selain itu, kita pun harus memilih aktivitas yang mungkin dapat kita nikmati.

Jika Anda tahu tidak suka berlari, maka tujuan tersebut tak akan terealisasikan. Tetapkan tujuan yang realistis. Sasaran aktivitas baru kita harus sesuai dengan gaya hidup agar bisa dijalankan.

Sangat bagus untuk menantang diri sendiri, tetapi lebih baik memecah tujuan yang menantang menjadi tujuan yang lebih kecil, lebih realistis, untuk membantu kita tetap ajek.

Tetapkan waktu. Misalnya, Anda akan beraktivitas fisik seperti berjalan pada siang hari setiap hari. Atau, Anda akan terus menambahkan aktivitas fisik hingga 150 menit per minggu dan mencapainya pada bulan April.

Baca Juga: Delapan manfaat bangun pagi bagi kesehatan

Kebanyakan orang akan lebih mencapai tujuan jangka pendek yang mengarah ke tujuan jangka panjang. Mencatat menjadi salah satu cara terbaik untuk mengetahui kemajuan aktivitas fisik kita. Kita bisa mencatatnya di kertas, jurnal, atau menggunakan aplikasi pada gawai. Ketika Anda mengetahui terjadi kemajuan, maka akan lebih memberi semangat dalam diri untuk terus menjaga rutinitas tersebut. (Devi Ari Rahmadhani)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Malas Olahraga tapi Ingin Sehat? Yuk, Coba Cara Ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×