Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - Vape alias rokok elektronik cukup berbahaya untuk kesehatan tubuh. Berdasarkan hasil penelitian, Vape diduga menciptakan racun yang berbahaya untuk pembuluh darah.
Racun tersebut dapat mengurangi aliran darah serta merusak pembuluh darah. Kondisi tersebut juga dialami oleh pengguna vape yang tidak mengandung nikotin.
Baca Juga: Vape, salah satu dalang infeksi paru-paru di AS
Baru-baru ini, The Centers for Disease Control and Prevention mengumumkan bahwa mereka melakukan investigasi terhadap serangkaian penyakit misterius yang terkait vape.
Sekedar info, penyakit tersebut mengakibatkan 100 orang harus menjalani perawatan di rumah sakit.
Selain menganggu kesehatan paru-paru, vape diduga dapat merusak kesehatan pembuluh darah. Untuk mengetahui dampak buruk vape terhadap tubuh, para ilmuwan melakukan penelitian.
Dalam uji coba tersebut, ilmuwan melibatkan 31 orang dewasa sehat dan tidak merokok sebagai partisipan. Ilmuwan mengikatkan manset ketat di salah satu paha ke semua partisipan untuk beberapa menit.
Manset tersebut akan membatasi aliran darah ke kaki para peserta. Saat peneliti melepaskan manset tersebut, aliran darah mengalir lebih cepat (mencapai kecepatan puncak) sebelum kembali normal.
Felix Wehrli, Profesor Ilmu Radiologi dan Biofisika, Fakultas Kedokteran Universitas Parelman Pennsylvania menjelaskan kecepatan aliran darah akan mencapai puncak setelah ditahan. Hal ini disebabkan jaringan kekurangan oksigen dan nutrisi.
Baca Juga: Wanita ternyata lebih sulit berhenti merokok, ini penyebabnya
Selanjutnya, para ilmuwan kembali memakaikan manset di kaki setiap peserta. Kemudian, peneliti meminta mereka untuk menghisap vape non nikotin sebanyak 16 kali.
Hasilnya, pembuluh darah peserta tidak melebar dan kecepatan laju darah lebih rendah sekitar 17,5% dari sebelumnya (sebelum vape). Selain itu, Para peneliti mencatat kadar oksigen di dalam pembuluh darah turun sekitar 20%.
Berbekal hasil penelitian tersebut, para ilmuwan penyimpulkan vape dapat merusak fungsi pembuluh darah.
"Respon normal (sirkulasi darah) menjadi tumpul karena kandungan dari rokok elektronik," kata Wehril.
Baca Juga: Tiba-tiba, rokok elektrik bakal dilarang, kenapa?
Wehril menjelaskan vape hadir dengan berbagai merek dan perasa. Namun, seluruh vape memiliki bahan dasar yang hampir sama yakni propilen glikol dan gliserol. Ketika, dua zat tersebut dipanaskan pada suhu tinggi akan membentuk zat lain yang beracun.
Sekedar info, dalam laporan penelitian sebelumnya dinyatakan bawah merokok menggunakan vape menyebabkan "toxic immune response" di endotelium (lapisan pembuluh darah).
Sayangnya, penelitian tersebut hanya melihat efek jangka pendek dari penggunaan vape. Pembuluh darah partisipan kembali normal setelah satu jam atau lebih.
Namun, ketika seseorang menggunakan vape sepanjang hari selama bertahun-tahun, tubuh tidak akan mempunyai waktu untuk kembali ke kondisi normal. "Untuk membuktikannya masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut di masa depan," kata Wehril.
Staton Glantz, Profesor Kedokteran Univercity of California, San Francisco's Center for Tobacco Control Research and Education mengatakan penelitian tersebut menambah bukti bahwa vape dapat merusak pembuluh darah.
Michael Siegel, Profesor Ilmu Kesehatan, Boston University's School of Public Health sepakat dengan opini GLantz.
Dia mengingatkan hasil penelitian tersebut tidak dapat dijadikan asumsi bahwa vape penyebab penyakit jantung atau kerusakan darah permanen.
Baca Juga: Likuid vape tanpa pita cukai bisa kena sanksi penutupan pabrik
"Para ilmuwan membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan vape menimbulkan cedera pembuluh dara permanen," kata Siegel.
Sekedar info, penelitian tersebut telah dipublikasikan dalam Jurnal Radiology pada 20 Agustus 2019.
Sumber : www.livescience.com
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News