Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Tri Sulistiowati
Berbekal hasil penelitian tersebut, para ilmuwan penyimpulkan vape dapat merusak fungsi pembuluh darah.
"Respon normal (sirkulasi darah) menjadi tumpul karena kandungan dari rokok elektronik," kata Wehril.
Baca Juga: Tiba-tiba, rokok elektrik bakal dilarang, kenapa?
Wehril menjelaskan vape hadir dengan berbagai merek dan perasa. Namun, seluruh vape memiliki bahan dasar yang hampir sama yakni propilen glikol dan gliserol. Ketika, dua zat tersebut dipanaskan pada suhu tinggi akan membentuk zat lain yang beracun.
Sekedar info, dalam laporan penelitian sebelumnya dinyatakan bawah merokok menggunakan vape menyebabkan "toxic immune response" di endotelium (lapisan pembuluh darah).
Sayangnya, penelitian tersebut hanya melihat efek jangka pendek dari penggunaan vape. Pembuluh darah partisipan kembali normal setelah satu jam atau lebih.
Namun, ketika seseorang menggunakan vape sepanjang hari selama bertahun-tahun, tubuh tidak akan mempunyai waktu untuk kembali ke kondisi normal. "Untuk membuktikannya masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut di masa depan," kata Wehril.
Staton Glantz, Profesor Kedokteran Univercity of California, San Francisco's Center for Tobacco Control Research and Education mengatakan penelitian tersebut menambah bukti bahwa vape dapat merusak pembuluh darah.
Michael Siegel, Profesor Ilmu Kesehatan, Boston University's School of Public Health sepakat dengan opini GLantz.
Dia mengingatkan hasil penelitian tersebut tidak dapat dijadikan asumsi bahwa vape penyebab penyakit jantung atau kerusakan darah permanen.
Baca Juga: Likuid vape tanpa pita cukai bisa kena sanksi penutupan pabrik
"Para ilmuwan membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan vape menimbulkan cedera pembuluh dara permanen," kata Siegel.
Sekedar info, penelitian tersebut telah dipublikasikan dalam Jurnal Radiology pada 20 Agustus 2019.
Sumber : www.livescience.com
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News