kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gejala Omicron pada Anak-anak, Dewasa, dan Lansia Berbeda? Ini Kata Dokter


Rabu, 09 Februari 2022 / 08:25 WIB
Gejala Omicron pada Anak-anak, Dewasa, dan Lansia Berbeda? Ini Kata Dokter
ILUSTRASI. Gejala virus corona varian Omicron paling umum adalah pilek, sakit kepala, demam, kelelahan atau fatigue, dan sakit tenggorokan.


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Gejala pasien dewasa yang terpapar varian Omicron hampir sama yaitu pilek, sakit kepala, demam, kelelahan, dan sakit tenggorokan. Pada varian Omicron tidak ditemui gejala penurunan fungsi indra penciuman dan perasa seperti yang sebelumnya ditimbulkan oleh varian Delta. 

Adapun gejala berat varian Omicron bisa dialami oleh segala usia. Hanya saja lansia yang terpapar varian Omicron berpotensi lebih besar mengalami gejala berat. 

“Yang paling sering bergejala berat biasanya pada orang tua yang punya penyakit-penyakit lain dan komorbid yang berat juga,” jelas dr. Erlang Samoedro. 

Penanganan pertama penderita varian Omicron Meskipun bergejala ringan, penyebaran varian Omicron sangat cepat. Dikutip dari laman Kemenkes, dr. Nadia menyebutkan ada kemungkinan Indonesia akan menghadapi kenaikan kasus yang tinggi dalam 2 hingga 3 minggu ke depan. 

Baca Juga: Aturan PPKM Level 3 Terbaru: Ke Mall, Anak di Bawah 12 Tahun Wajib Sudah Vaksin 1

Kemenkes juga menganjurkan agar masyarakat yang terpapar tetapi tidak bergejala atau hanya gejala ringan, cukup melakukan isolasi mandiri di rumah atau isolasi terpadu dengan memanfaatkan layanan telemedisin jika tersedia atau dapat melapor ke Puskesmas terdekat. 

Adapun Rumah Sakit ditujukan untuk pasien Omicron dengan beberapa kriteria. 

Dikutip dari Kompas.com, Senin (7/2/2022), berikut pasien yang bisa melakukan isolasi di Rumah Sakit: 

  • Lansia yang memiliki komorbid.
  • Belum divaksinasi. 
  • Sesak napas, saturasi di bawah 94 persen. 
  • Kondisi rumah tidak memungkinkan karena sulit menghindari pertemuan dengan anggota keluarga lainnya. 

Baca Juga: Ini Dampak Mengerikan Bekerja dari Rumah versi WHO dan Cara Mengatasinya

Guna menekan lonjakan kasus, dr. Nadia menyarankan agar masyarakat tetap waspada dan menjalankan protokol kesehatan yang berlaku. 

Selaras dengan anjuran tersebut, dr. Erlang Samoedro juga meminta agar masyarakat selalu mengenakan masker serta menjaga jarak. 

“Jangan mendekati kerumunan. Sekarang ini banyak terjadi karena orang banyak di tempat-tempat yang berkerumun,” pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Adakah Perbedaan Gejala Omicron pada Anak-anak, Dewasa, dan Lansia?"
Penulis : Alinda Hardiantoro
Editor : Inten Esti Pratiwi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×