Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Hemoptisis, yang merupakan batuk darah, jauh lebih jarang terjadi pada kasus Covid-19. Batuk darah bisa jadi gejala sekunder atau komplikasi gejala yang paling sering disebabkan oleh Covid-19.
Dr. Cosgrove menjelaskan, tingkat keparahan kerusakan paru-paru akibat pneumonia kemungkinan menjadi alasan utama mengapa beberapa pasien batuk darah. Baca juga: 5 Makanan untuk Menjaga Kesehatan Paru-paru di Tengah Wabah Corona Dr. Dela Cruz juga memberikan tanggapan senada.
Baca Juga: Yuk, kenali gejala baru dari virus corona
"Jika itu terjadi, itu bisa berarti infeksi Covid-19 yang lebih parah atau pasien mengalami infeksi bakteri," katanya.
Segala jenis pneumonia virus atau bakteri dapat menyebabkan hemoptisis, tidak hanya pneumonia yang disebabkan oleh Covid-19. Tentu saja, batuk darah bisa menimbulkan kegelisahan pasien dan keluarga mereka, tetapi ini benar-benar tidak boleh diabaikan.
Baca Juga: Kematian Meningkat, Dokter Berusaha Tidak Gunakan Ventilator untuk Covid-19
"Dalam kondisi lingkungan saat ini, batuk darah harus diperhatikan dan dievaluasi secara tepat, terutama jika hemoptisis dikaitkan dengan sesak napas," kata Dr. Dela Cruz.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengapa Muncul Gejala Batuk Darah pada Pasien Covid-19?"
Penulis : Gading Perkasa
Editor : Bestari Kumala Dewi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News