Reporter: Helvana Yulian | Editor: Helvana Yulian
KONTAN.CO.ID - Penyakit autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat dalam tubuh.
Padahal, sistem kekebalan tubuh seharusnya menjadi benteng bagi tubuh dalam melawan penyakit dan zat asing, seperti bakteri dan virus.
Penyakit autoimun ini bisa berdampak kepada banyak sekali bagian tubuh seseorang. Saking banyaknya, tercatat ada 80 jenis penyakit autoimun dengan sebagian gejala yang sama.
Hingga saat ini, belum diketahui dengan pasti apa yang menjadi penyebab penyakit autoimun.
Namun, beberapa teori menunjukkan sistem kekebalan yang terlalu aktif menyerang tubuh setelah infeksi atau cedera.
Selain itu, dilansir dari Women Health, ada beberapa faktor lain yang juga dapat meningkatkan risiko mengembangkan penyakit autoimun ini, yaitu:
1. Faktor genetik
Gangguan tertentu seperti lupus dan multiple sclerosis cenderung diturunkan dalam keluarga.
Memiliki anggota keluarga dengan penyakit autoimun dapat meningkatkan risiko, tetapi bukan berarti penyakit ini pasti terjadi.
2. Kelebihan berat badan
Kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan risiko terkena rheumatoid arthritisatau psoriatic arthritis.
Ini bisa jadi karena berat badan lebih memberi tekanan lebih besar pada persendian atau karena jaringan lemak membuat zat yang mendorong peradangan.
3. Kebiasaan merokok
Kebiasaan merokok dapat berakibat buruk bagi tubuh. Termasuk juga meningkatkan penyakit autoimun seperti lupus, rheumatoid arthritis, hipertiroidisme, dan multiple sclerosis.
4. Obat-obatan Tertentu
Misalnya obat tekanan darah atau antibiotik tertentu dapat memicu lupus yang diinduksi obat (drug-induced lupus). Ini merupakan bentuk lupus yang lebih jinak.
Selain itu, menurut laman John Hopkins Medicine, obat khusus yang digunakan untuk menurunkan kolesterol, yaitu statin dapat memicu miopati yang diinduksi statin (statin-induced myopathy).