Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Baru-baru ini Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) membuat pernyataan bahwa air minum galon guna ulang sangat mengkhawatirkan bagi kesehatan.
Pernyataan itu meresahkan masyarakat karena hanya mengutip hasil studi Cohort di Korea Selatan (Journal of Korean Medical Science) 2021 yang menyebutkan ada korelasi peningkatan infertilitas pada kelompok tinggi paparan BPA dengan odds ratio atau rasio paparan penyakit mencapai 4,25 kali.
Kepala Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat Hasto Wardoyo mengatakan, diperlukan penelitian antar center untuk benar-benar membuktikan bahwa air kemasan galon guna ulang bisa menyebabkan infertilitas atau gangguan kesuburan pada sistem reproduksi pria dan wanita.
Baca Juga: BPOM Temukan Hal yang Mencemaskan Soal Air Minum Galon Isi Ulang, Apa Itu?
Menurutnya, kalau baru ada info awal dan belum berbasis bukti yang level of evidence-nya kuat, perlu berhati-hati untuk menyampaikannya ke publik. "Itu masih butuh riset multi center saya kira agar menjadi bukti yang kuat," dalam keterangan resminya, Senin (7/2).
Dia mengatakan informasi itu perlu melihat dari senter pendidikan di UGM, UNAIR, UI, ditambah di Singapore, USA, dan di negara-negara lain. Setelah itu baru hasilnya dipadukan dan dilihat seperti apa kesimpulannya. Kalau baru info awal dan belum berbasis bukti yang level of evidence-nya kuat, itu harus hati-hati.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang disusun dari Sensus Penduduk 2020, jumlah penduduk Indonesia bahkan mengalami peningkatan cukup siginifikan dalam 10 tahun terakhir.
Ada penambahan jumlah penduduk sebanyak 32,56 juta jiwa atau rata-rata sebanyak 3,26 juta setiap tahun. Tingginya angka kelahiran ini menempatkan jumlah penduduk Indonesia berada pada urutan keempat terbanyak di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat.
Padahal, seperti diketahui, air minum galon guna ulang itu sudah mulai diedarkan pada tahun 1984. Artinya, jika benar air galon guna ulang ini bisa menyebabkan infertilitas, seharusnya tidak terjadi penambahan jumlah penduduk di Indonesia tapi justru turun.
Pada masa pandemi Covid-19 yang masih berlangsung sampai saat ini, angka kelahiran justru semakin meningkat. Hal ini juga menjadi sorotan BKKBN. Menurut data BKKBN, angka kelahiran nasional pada Januari 2021 meningkat sekitar tiga ratus ribu.
Baca Juga: Galon Sekali Pakai Diantara Informasi Kesehatan dan Dampak Lingkungan
Menurut Hasto, penyebabnya adalah karena terganggunya layanan penyediaan kontrasepsi dan konsultasi Keluarga Berencana selama wabah Covid-19. Jadi jelas, penggunaan kontrasepsilah yang bisa mengurangi jumlah kelahiran di Indonesia dan bukan karena mengonsumsi air minum galon guna ulang.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin sebelumnya juga telah menegaskan bahwa air kemasan galon guna ulang aman untuk digunakan, baik oleh anak-anak dan ibu hamil.
Menurutnya, isu-isu seputar bahaya penggunaan air kemasan air guna ulang yang dihembuskan pihak-pihak tertentu adalah hoax. “(air kemasan galon guna ulang) Aman. Itu (isu bahaya air kemasan galon guna ulang) hoax," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News