Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
Ada penambahan jumlah penduduk sebanyak 32,56 juta jiwa atau rata-rata sebanyak 3,26 juta setiap tahun. Tingginya angka kelahiran ini menempatkan jumlah penduduk Indonesia berada pada urutan keempat terbanyak di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat.
Padahal, seperti diketahui, air minum galon guna ulang itu sudah mulai diedarkan pada tahun 1984. Artinya, jika benar air galon guna ulang ini bisa menyebabkan infertilitas, seharusnya tidak terjadi penambahan jumlah penduduk di Indonesia tapi justru turun.
Pada masa pandemi Covid-19 yang masih berlangsung sampai saat ini, angka kelahiran justru semakin meningkat. Hal ini juga menjadi sorotan BKKBN. Menurut data BKKBN, angka kelahiran nasional pada Januari 2021 meningkat sekitar tiga ratus ribu.
Baca Juga: Galon Sekali Pakai Diantara Informasi Kesehatan dan Dampak Lingkungan
Menurut Hasto, penyebabnya adalah karena terganggunya layanan penyediaan kontrasepsi dan konsultasi Keluarga Berencana selama wabah Covid-19. Jadi jelas, penggunaan kontrasepsilah yang bisa mengurangi jumlah kelahiran di Indonesia dan bukan karena mengonsumsi air minum galon guna ulang.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin sebelumnya juga telah menegaskan bahwa air kemasan galon guna ulang aman untuk digunakan, baik oleh anak-anak dan ibu hamil.
Menurutnya, isu-isu seputar bahaya penggunaan air kemasan air guna ulang yang dihembuskan pihak-pihak tertentu adalah hoax. “(air kemasan galon guna ulang) Aman. Itu (isu bahaya air kemasan galon guna ulang) hoax," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News