Sumber: Grid | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Vape atau vapor adalah rokok elektrik yang dianggap sebagai alternatif atau pengganti rokok tembakau. Sebanyak 7 dari 10 orang yang berniat berhenti merokok pasti akan memulainya dengan beralih menggunakan vape atau vapor.
Hal ini karena vape atau vapor tidak mengeluarkan asap, sehingga dianggap lebih aman dari rokok tembakau.
Vape hanya mengeluarkan uap aerosol yang merupakan hasil dari pemanasan cairan dalam katrid. Namun, apakah itu berarti vape lebih aman dari rokok tembakau?
Baca Juga: Lelaki berpendidikan rendah lebih berisiko terjangkit kanker hati
Ternyata vape tidak lah lebih baik dari rokok tembakau. Seorang direktur penelitian klinis di Johns Hopkins Ciccarone Center for the Prevention of Heart Disease, Michael Blaha membeberkan 4 hal yang belum banyak diketahui orang tentang vape atau vapor ini.
Apa saja?
1. Mengandung Bahan-bahan Kimia.
Meski tidak mengeluarkan asap namun proses pemanasan nikotin dan zat perasa melibatkan banyak bahan kimia untuk dapat menghasilkan uap aerosol.
"Bahkan kita tidak tahu seberapa banyak bahan kimia yang ada dalam vapor, sehingga kita tidak mengetahui resiko apa yang akan menghadang kita nanti," ujar Blaha, seperti yang dikutip dari Hopkins Medicine.
2. Picu Sakit Jantung
Baik rokok tembakau atau vapor keduanya memiliki resiko yang sama dalam meningkatkan resiko penyakit jantung. Meski tidak menggunakan tembakau namun ekstraksi nikotin yang dipakai dalam vapor memiliki bahaya yang sama.
Nikotin adalah zat adiktif yang dapat meningkatkan tekanan darah serta picu adrenalin penggunanya.
Baca Juga: Udang air tawar selamatkan hidup manusia dari ancaman Schictosomiasis
3. Tidak Bisa Sembuhkan Kebiasaan Merokok
Jika kamu beralih mulai menggunakan vapor untuk menghentikan kebiasaanmu merokok, maka itu adalah pilihan yang salah. Sebab, kandungan nikotin hasil dari ekstraksi tembakau juga memiliki efek kecanduan atau adiktif yang sama dengan rokok tembakau konvensional.
Bahkan sejak tahun 2010, Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, sudah tidak lagi merekomendasikan vapor sebagai media terapi untuk menghentikan kebiasaan merokok.
4. Menyebabkan Kebiasaan Merokok di Kalangan Remaja
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh ahli bedah umum di Amerika pada 2015 menyebutkan kalau terjadi peningkatan pengguna vapor di kalangan anak muda sebanyak 900%. Dan dari data itu sebanyak 40% penggunanya tidak pernah merokok tembakau biasa.
Baca Juga: Menyambut kelahiran, biaya bersalin wajib disiapkan sejak dini
Menurut Blaha, ada tiga alasan kenapa vapor menjadi sebuah tren di kalangan remaja. Pertama adalah stigma kalau vapor lebih aman daripada rokok tembakau biasa.
Kedua, biaya penggunaannya yang lebih murah. Orang hanya perlu membeli alat vapor untuk sekali dan tinggal membeli cairan isi ulang katrid untuk isi ulang.
Dan yang terakhir adalah rasanya yang beragam seperti rasa buah-buahan.
Bagaimana? Setelah membaca 4 fakta di atas apakah masih ingin mencoba vapor? Kalau ingin menghentikan kebiasaan merokok maka sebaiknya datangi dokter agar mendapat saran dan terapi yang tepat.
Baca Juga: Ini cerita Dian Sastro soal autisme anak sulungnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News