Sumber: Kompas.com | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - Masker rumahan buatan sendiri disebut-sebut cukup efektif untuk menghalau virus corona. Saat ini, banyak orang menggunakan masker rumahan karena kehabisan masker medis di pasaran. Bahkan, masker rumahan menjadi pilihan utama untuk mencegah transmisi virus.
Namun benarkah efektivitas masker rumahan sama dengan masker medis?
Dulu, para pakar infeksi penyakit menular mempertanyakan efektivitas masker rumahan sebagai perlindungan terhadap virus seperti flu. Namun kini, mereka menghimbau para petugas medis yang tidak memiliki Alat Pelindung Diri (APD) memadai untuk mengenakan masker rumahan jika tidak ada pilihan.
Baca Juga: Kepala BKPM Bahlil Lahadalia minta investor produksi alat kesehatan secara massal
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) kini merekomendasikan para petugas medis yang tidak punya pilihan untuk mengenakan bandana atau syal saat berhadapan dengan pasien Covid-19.
Meski tetap saja, bandana atau syal harus digunakan dengan pelindung wajah.
“Sebuah tragedi bagaimana negara-negara gagal untuk menghentikan pandemi ini, juga terkait stok APD untuk petugas kesehatan,” tutur RAine MacIntyre, Kepala Biosecurity Research Program di University of New South Wales Australia.
Mengutip Live Science, Rabu (1/4/2020), MacIntyre memimpin sebuah studi di Vietnam terkait penggunaan masker rumahan. Studi tersebut dilakukannya kepada petugas medis yang berhadapan dengan virus flu di rumah sakit di Hanoi.
Hasilnya, masker rumahan lebih rentan terhadap penularan virus dibanding masker medis. Hal ini karena masker rumahan lebih mudah lembap, dan kerap digunakan berkali-kali.
Baca Juga: Bank Mandiri siapkan Rp 1 triliun untuk asuransi tenaga medis yang tangani corona
Bisa dibilang, filter pada masker rumahan jauh lebih buruk dibanding masker medis. Namun, MacIntyre mengatakan bahwa masker rumahan bisa jadi opsi apabila petugas medis kehabisan APD.
“Ketika dokter tidak memiliki APD, saya rasa mereka harus menggunakan apapun yang mereka punya. Jika itu buatan sendiri, lebih baik daripada tidak sama sekali. Ini masalah hidup dan mati bagi mereka,” tuturnya.
Penggunaan masker rumahan yang benar
Studi yang dipublikasikan pada 2013 oleh jurnal Disaster Medicine and Public Health Preparedness menyebutkan bahwa masker medis tiga kali lebih efektif dibanding masker rumahan untuk mencegah penyebaran virus flu.
Ditulis bahwa “masker rumahan harus menjadi pilihan terakhir untuk mencegah penularan virus via dahak. Namun ini lebih baik dibanding tanpa proteksi sama sekali”.
Baca Juga: Ini cara mempertahankan usaha saat dilanda wabah penyakit menular
Anna Davies selaku ketua studi tersebut dan peneliti dari University of Cambridge membeberkan cara menggunakan masker rumahan. Namun, ia menekankan bahwa masker rumahan hanya digunakan untuk proteksi darurat dan tidak bisa disamakan dengan proteksi maksimal.
Pertama, hindari kontak dekat dengan orang yang tampak sakit atau batuk/ bersin. Kedua, tutupi area mulut dan hidung ketika bersin atau batuk.
Ketiga, cucilah tangan secara rutin menggunakan sabun dan air mengalir. Keempat, ketika menghadapi seseorang dengan gejala seperti flu, pakailah masker rumahan tersebut pada hidung dan mulut untuk mengurangi risiko transmisi.
Baca Juga: Phapros (PEHA) edukasi pemakaian masker dan cuci tangan untuk cegah corona
Penting untuk diingat, Anda hanya boleh menggunakan masker rumahan dengan sisi yang sama (selalu sisi dalam dan selalu sisi luar). Warna yang berbeda sangat membantu untuk membedakan dua sisi ini.
Masker Masker rumahan harus bisa dicuci dengan mesin. Ketika ingin melepas masker, buka tali di belakang kepala tanpa menyentuh bagian depan masker. “Tidak lupa, cuci tangan sebelum dan sesudah melepas masker,” tambah Davies. (Sri Anindiati Nursastri)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apakah Masker Kain Buatan Sendiri Bisa Mencegah Infeksi Corona?"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News