Penulis: Belladina Biananda
Mengutip Mindler.com, Anda bisa mengajak anak-anak untuk berdiskusi. Bicarakan tentang durasi waktu yang anak-anak butuhkan untuk menyelesaikan tiap kegiatan.
Dengan melihat porsi waktu bersama-sama, Anda menjadi tahu, mana aktivitas yang butuh dikurangi dan mana yang harus ditambah.
Berdiskusi tentang jadwal sehari-hari juga bisa Anda jadikan sarana untuk mengetahui apa yang sebenarnya anak-anak rasakan. Misalnya, les matematika sebenarnya tidak terlalu anak Anda butuhkan.
Anak merasa percaya diri bahwa belajar sendiri sudah cukup. Jika demikian, waktu untuk les matematika bisa dialokasikan untuk kegiatan lain yang anak-anak butuhkan.
Baca Juga: Ini alasan kenapa membaca buku harus jadi kebiasaan
Ujian sekolah terasa lebih mudah untuk anak-anak lakukan ketika ada dukungan nyata dari orangtua. Sebaiknya, tidak hanya dukungan fisik, tapi juga dukungan emosional.
Sebagai orangtua, Anda bisa menanyakan progres persiapan ujian sekolah yang anak lakukan. Dengarkan setiap keluh-kesahnya dan berikan saran jika perlu.
Namun, jangan berlebihan untuk melakukan ini, ya. Jangan paksa anak untuk selalu bercerita karena mereka bisa merasa terbebani.
Mengurangi distraksi juga bisa Anda jadikan cara untuk mensukseskan ujian anak. Tiap anak memiliki distraksi yang berbeda-beda. Ada yang mudah terdistraksi karena video game, ada pula yang terdistraksi karena ngobrol dengan teman-temannya di media sosial.
Baca Juga: Belajar di rumah tiga bulan, siswa taman kanak-kanak dapat pulsa 100.000 dari Anies
Alih-alih langsung menghilangkan distraksi itu, Anda bisa mengajak anak untuk berdiskusi tentang bagaimana mengurangi hal-hal yang mengganggu proses belajar.
Jangan lupa untuk membuat batasan. Membantu anak agar sukses menjalani ujian sekolah memang penting, tapi jangan sampai usaha Anda sebagai orangtua justru membebani anak. Komunikasi yang baik selalu menjadi solusi atas hal tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News