kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cegah penyebaran corona lewat udara di ruang kerja kantor, ini yang harus dilakukan


Selasa, 14 Juli 2020 / 09:15 WIB
Cegah penyebaran corona lewat udara di ruang kerja kantor, ini yang harus dilakukan


Reporter: Prihastomo Wahyu Widodo, Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Virus corona bisa menyebar di udara terutama diruangan yang memiliki sikrulasi udara yang buruk seperti di ruang perkantoran.

Karena itu pengelola perkantoran perlu memperhatikan tata cara agar bisa mencegah penyebaran virus corona di udara, sekaligus menjaga kesehatan para pekerja.

Pemerintah Indonesia mencermati peringkatan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa virus corona Covid-19 bisa melayang-layanng di udara dalam waktu lama sehingga menyebabkan penyebaran terjadinya penularan 

Seperti kita tahu, selama ini WHO mengatakan jika virus corona Covid-19 ini menyebar melalui percikan atau droplet besar yang dikeluarkan manusia dari hidung dan mulut. 

Karena itu droplet tersebut hanya terpapar ke tempat ia terjatuh seperti ke tanah atau benda-benda sekitar.

Namun, kini WHO mengakui bahwa tidak hanya droplet yang menyebabkan penularan, tapi mikro droplet yang bisa melayang-layang di udara dalam waktu lama, sehingga saat terhirup oleh pernafasan maka bisa menular kepada orang yang menghirupnya

"Kami telah membicarakan tentang kemungkinan transmisi udara dan transmisi aerosol sebagai jenis transmisi untuk virus corona Covid-19," kata Maria Van Kerkhove, pemimpin teknis WHO dalam penanganan virus corona Covid-19, seperti dikutip Kantor Berita Reuters (7/7).

Temuan bahwa virus ini bisa menyebar lewat udara pertama kali disampaikan melalui jurnal Clinical Infectious Diseases yang disusun oleh 239 ilmuwan dari 32 negara.

Jurnal tersebut menguraikan bagaimana partikelerkecil dari virus bisa bertahan cukup lama di udara sebelum akhirnya masuk melalui saluran pernapasan.

"Kami ingin mereka (WHO) mengakui bukti yang kami temukan," ungkap Jose Jimenez, ahli kimia dari University of Colorado yang ikut dalam penelitian.

Juru Bicara Pemerintah Indonesia untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menjelaskan, dari beberapa informasi pemberitaan yag disampaikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diyakini bahwa penularan virus yang terjadi melalui cemaran oleh mikro droplet. 

Oleh sebab itu, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 meminta agar masyarakat mematuhi dan menerapkan protokol kesehatan demi pencegahan virus corona Covid-19.

Protokol kesehatan pencegahan Covid-19 itu seperti memakai masker, mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menjaga jarak.

SELANJUTNYA>>>

Yurianto menegaskan, penularan virus corona Covid-19 yang selama ini terjadi lebih karena ketidakdisiplinan masyarakat untuk menggunakan masker. "Maka gunakanlah masker yang nyaman untuk dipakai. Masker kain cukup aman pilih yang nyaman," katanya.

Meskipun demikian, banyak masker kain yang terlalu tebal atau masker kain yang terlalu elastis sehingga menekan hidung dan membuat proses bernafas menjadi tidak nyaman. Menurut Yurianto, penggunaan masker ini bisa mencegah keluarnya droplet besar yang jarak jangkau dua mater bisa ditahan dengan menggunakan masker tersebut.

Yurianto menjelaskan, mikro droplet yang melayang-layang diudara itu bentuknya seperti semprotan obat nyamuk aerosol. Mikro droplet yang membawa virus corona Covid-19 itu, akan melayang-layang di udara dalam waktu lama, jika ada di ruangan tertutup dengan ventilasi tidak baik

"Karena itu pelihara sirkulasi udara di ruangan dengan baik, sehingga jika ada droplet dari orang positif corona Covid-19 bisa dikeluarkan," katanya.

Yurianto menjelasan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah berkomunikasi dengan WHO mengenai potensi penularan lewat udara atau aerosol ini.

"Sebenarnya kasus ini lebih cenderung oleh mikro droplet atau droplet yang sangat kecil yang bisa bertahan lebih lama di satu ruangan apabila ruangan tersebut tidak memiliki sirkulasi udara atau sirkulasi udaranya tidak berjalan dengan baik," terang Achmad Yurianto.

Akibat sirkulasi udara yang tidak baik inilah yang menyebabkan partikel-partikel droplet yang lebih lama melayang-layang diudara dalam ruangan tersebut. 

Sehingga siapapun yang ada diruangan tersebut dapat menghirup partikel mikro droplet yang membawa virus corona tersebut. 

"Terutama terhirup oleh orang yang tidak menggunakan masker atau tidak menggunakan masker dengan tepat," tandas Yurianto (11/7)

Oleh kerena itu Yurianto merekomendasikan tiga hal untuk mencegah penyebaran mikro droplet yang melayang-layang di udara dalam satu ruangan:

Pertama. upayakan di semua ruang kerja dijamin sirkulasi udara dengan baik, sehingga setiap saat udara terus terjadi pergantian antara udara di dalam dengan udara yang lebih segar dari luar ruangan.

SELANJUTNYA>>>

Kedua, paksakan udara bergerak apakah dengan kipas angin atau exhause menghisap udara di dalam ruangan ke luar ruangan.

Ketiga, jika memungkinkan selalu membuka jendela pada pagi hari, agar udara segar bisa masuk ke dalam ruangan. 

"Hal ini sebagai upaya agar udara tidak tertahan berharai-hari dalam satu ruangan," katanya.

Peringatan Yurianto mengingat saat ini aktivitas perkantoran di seluruh tanah air kembali aktif lagi. 
"Perhatikan betul sirkulasi udara di rauangan kerja sekitar upayakan agar udara bisa berganti," katanya.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy,
menambahkan, airborn atau virus corona yang melayang-layang di udara ini awalnya merupakan temuan ilmuwan Jepang.

Penyebaran virus corona covid-19 melalui udara ini kemungkinan besar antara lain melalui mikro droplet, atau partikel kecil yang keluar akibat ngomong atau apapun droplet yang mengapung-apung di ruangan tertutup dan berpendingin ruangan atau air conditioner (AC).

Dari hasil penelitian ilmuwan Jepang itu, kemampuan mengapung virus corona Covid-19 di udara paling minim selama 20 menit.

Karena itulah ia khawatir bila ada seorang penceramah yang sedang positif terinfeksi virus corona Covid-19 berceramah di satu ruangan tertutup dan berbicara selama satu jam. 

"Bisa kita dibayangkan berapa juta atau miliar virus corona Covid-19 yang berterbangan di satu ruangan itu. Kemudian orang yang ada diruangan tidak memakai masker dan menghisap udara itu sehingga menjadi sumber penularan dari mikro droplet (yang terpapar virus corona)," kata Muhadjir Effendy.

Atas dasar itulah WHO juga merekomendasikan kemungkinan penularan virus corona Covid-19 dari aerosol atau partikel-partikel kecil yang berterbangan dari mikro droplet.

SELANJUTNYA>>>

Untuk itu Menko Muhadjir Effendy menyampaikan ada tambahan protokol kesehatan pencegahan virus corona Covid-19 di Indonesia, yakni menghindari kerumunan di ruang tertutup, yang ventilasi udaranya tidak baik, dan tak boleh berlama-lama di ruangan tertutup tersebut," katanya. 

Muhadjir Effendy juga memberikan imbauan agar tiap pertemuan di dalam satu ruangan itu dibatasi waktunya demi mencegah menularan virus corona Covid-19. 

Imbauan ini, terutama di tempat pertemuan yang tertutup agar jangan sampai mikro droplet yang berterbangan dan mengandung virus corona Covid-19 terhirup dan menyebabkan infeksi kepada orang lain. 

"Termasuk khutbah jumat dan peribadartan lain sebaiknya dipersingkat waktunya. Demikian juga bacaan-bacaanya, yang semula panjang agar diperpendek, untuk bisa menghindari kemungkinan penyebaran mikro droplet (dari orang terpapar corona tersebut)," terang Muhadjir Effendy.

Untuk itulah cara paling efektif mencegah penyebaran virus corona Covid-19 adalah tetap menggunakan masker dimanapun berada.

Achmad Yurianto juga meningatkan penggunaan masker ini tidak bisa digantikan dengan hanya menggunakan face shield atau pelindung wajah guna mencegah penyebaran virus corona Covid-19.

Sebab, pada dasarnya penggunaan face shield hanya sebatas mampu melindungi penggunanya dari droplets yang besar, akan tetapi tidak menjamin partikel mikro droplet lantas tidak terhirup ke dalam mulut atau hidung. 

Sebab, partikel mikro droplet dapat berada di udara dalam waktu yang relatif lama dan berpotensi terhirup secara tidak sengaja.

"Mikro droplet ini, ukurannya lebih kecil dan bisa berada di udara untuk waktu yang relatif lama," jelas Yurianto (12/7).

"Oleh karena itu, penggunaan masker mutlak harus dilakukan, harus dikerjakan. Bukan face shield. Karena, kita tahu pada mikro dorplet, dia akan mengambang di udara,” imbuhnya.

Achmad Yurianto juga menyarankan face shield lebih baik digunakan sebagai tambahan dari penggunaan masker. 

Akan tetapi dia tetap tidak menyarankan apabila seseorang hanya menggunakan face shield tanpa masker.

"Kita tidak boleh mengandalkan hanya menggunakan face shield saja. Gunakan masker. Ini yang penting, dan gunakan masker apapun," kata Achmad Yurianto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×