Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di media sosial, pasar Tanah Abang yang dipadati pengunjung ramai dibincangkan. Bahkan hal ini menjadi fokus pemberitaan banyak media. Kepadatan terjadi karena banyak orang ingin berbelanja pakaian lebaran.
Selain Pasar Tanah Abang, beberapa lokasi perbelanjaan lain, termasuk di luar DKI Jakarta, juga tampak dipenuhi pengunjung yang ingin berbalanja baju untuk Hari Raya Lebaran.
Meski kebanyakan pengunjung masih memakai masker, namun protokol kesehatan seperti menjaga jarak fisik dan menghindari kerumunan tentu sulit diterapkan. Tapi, banyak di antara mereka yang mungkin masih merasa aman dari penularan Covid-19 selama menggunakan masker, meskipun berada di tengah kerumunan.
Fenomena ini membuat kita perlu memikirkan kembali, apakah berkerumun dan tidak menjaga jarak tidak membuat kita berisiko tertular Covid-19 selama memakai masker? Sayangnya, jawabannya adalah tidak.
Baca Juga: Ini dia masker medis disposable pertama berstandar SNI
Pakai masker tak dijamin cegah tertular Covid-19
Para profesional medis mengingatkan kembali bahwa menggunakan jenis masker pelindung wajah, baik yang dibeli di toko maupun dibuat sendiri di rumah, bukan alasan untuk mengesampingkan protokol jaga jarak minimal 2 meter.
"Masker wajah tidak menggantikan protokol jaga jarak," kata spesialis penyakit menular dan profesor kedokteran dari Michigan State University, Peter Gulick, seperti dilansir HuffPost.
Baca Juga: Epidemiolog: Waspadai risiko penularan Covid-19 di tempat umum
Menggunakan masker mungkin berguna ketika kita berada di supermarket, apotek atau tempat lain di mana kita tidak bisa menjamin jarak 2 meter dengan orang lain. Namun, memakai masker tidak bisa jadi alasan untuk mengabaikan protokol jaga jarak.