kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Catat, bedak tabur khusus area intim tidak berhubungan dengan kanker ovarium


Selasa, 04 Februari 2020 / 03:00 WIB
Catat, bedak tabur khusus area intim tidak berhubungan dengan kanker ovarium


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - Ada kabar gembira untuk Anda pengguna bedak tabur di area intim. Penelitian menyatakan, bedak bubuk tersebut tidak berhubungan dengan penyakit kanker ovarium.

Untuk mengetahui hubungan antara bedak tabur dengan kanker ovarium, para peneliti di Amerika Serikat melakukan penelitian.

Mereka menganalisis data dari empat penelitian besar yakni Prospective Studies: The Nurses Health Study, Nurses Health Study II, Sister Study, dan Women's Health Initiative Observational Study.

Baca Juga: Ternyata, sayur kubis ampuh cegah penyakit kanker

Penelitian tersebut menyimpan data lebih dari 250.000 perempuan. Sekadar info, para partisipan penelitian rata-rata berusia 57 tahun.

Mereka menemukan 61 kasus per 100.000 orang per tahun pengguna bedak tabur di area genital terkena kanker ovarium. Dan, 55 kasus per 100.000 orang per tahun terkena kanker ovarium padahal mereka bukanlah pengguna bedak tabur.

Para peneliti menyimpulkan perbedaan jumlah kasus tidak signifikan memperlihatkan, ada hubungan bedak tabur dengan kanker ovarium.

Namun, para peneliti harus melakukan penelitian kembali untuk mengetahui, apakah bedak tabur benar-benar tidak meningkatkan risiko penyakit kanker ovarium.

Baca Juga: Mengejutkan, semut lebih suka urine manusia daripada air gula

"Hasil penelitian ini tidak memberikan bukti definitif," kata Susan Gapstur, Senior Vice President American Cancer Society, Behavioral and Epidemiology Research.

Sebelumnya, para peneliti khawatir dengan penggunaan bedak tabur karena beberapa bedak mengandung zat asbes. Info saja, zat tersebut bisa meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru bila masuk ke dalam tubuh.

Sumber : American Cancer Society

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×