Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagian orang yang sudah terinfeksi virus corona mengalami gejala yang berlangsung berminggu-minggu atau berbulan-bulan setelah infeksi hilang. Kondisi pasca-covid ini dikenali sebagai long covid atau long-term covid.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk bisa pulih dari Covid-19 berbeda pada masing-masing orang.
Banyak orang dengan Covid-19 bisa merasa lebih baik dalam beberapa hari atau minggu, di mana sebagian besar akan sembuh total dalam 12 minggu. Tapi, bagi sebagain orang, gejalanya bisa bertahan lebih lama meski telah dinyatakan negatif dan tidak menular.
Kemungkinan memiliki gejala jangka panjang ini tampaknya tidak terkait dengan seberapa parah atau sakit seseorang saat pertama kali terkena Covid-19.
Baca Juga: Banyak yang bertanya, apakah long Covid bisa disembuhkan?
Pasalnya, orang yang hanya mengalami gejala ringan atau bahkan tak memiliki gejala sama sekali dalam beberapa hari atau minggu setelah terinfeksi virus corona dilaporkan dapat juga mengalami kondisi long covid.
Para ahli kini masih masih bekerja untuk mempelajari lebih lanjut tentang efek kesehatan jangka pendek dan jangka panjang terkait dengan Covid-19, siapa yang bisa mengalaminya, dan mengapa bisa terjadi demikian.
Gejala long covid
Ada banyak gejala yang bisa dialami seseorang setelah terinfeksi Covid-19. Melansir NHS, beberapa gejala long covid yang umum terjadi, meliputi:
- Kelelahan ekstrim
- Sesak napas
- Nyeri dada atau dasa sesak
- Masalah dengan memori dan konsentrasi (brain fog)
- Sulit tidur (insomnia)
- Palpitasi jantung atau jantung berdetak kencang
- Pusing
- Nyeri sendi
- Sensasi kesemutan
- Depresi dan kecemasan
- Tinitus (telinga berdenging), sakit telinga
- Merasa sakit, diare, sakit perut, kehilangan nafsu makan
- Suhu tubuh tinggi, batuk, sakit kepala, sakit tenggorokan, perubahan indra penciuman atau perasa
- Muncul ruam
NHS terakhir meninjau publikasi informasi tentang gejala long covid tersebut di lamannya pada Kamis (22/7/2021). NHS menyarankan bagi penyintas Covid-19 yang merasa khawatir dengan gejala long covid dapat berkonsultasi dengan dokter.
Long covid bisa menjadi bukti bahwa Covid-19 memiliki dampak yang luas, bukan hanya seputar sistem pernapasan, tapi juga hampir seluruh bagian tubuh. Oleh sebab itu, tindakan pencegahan Covid-19 sangat dianjurkan.
Baca Juga: Begini gambaran hidup bersama virus Covid-19, jika corona tak bisa hilang
Sementara itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, melaporkan bahwa beberapa orang yang menderita penyakit parah dengan Covid-19 bisa mengalami efek multiorgan atau kondisi autoimun dalam dalam waktu yang lebih lama dengan gejala yang berlangsung berminggu-minggu atau berbulan-bulan setelah penyakit Covid-19.
Efek multiorgan dapat memengaruhi sebagian besar sistem tubuh, termasuk fungsi jantung, paru-paru, ginjal, kulit, dan otak. Kondisi autoimun terjadi ketika sistem kekebalan menyerang sel-sel sehat di tubuh secara tidak sengaja, menyebabkan peradangan (pembengkakan yang menyakitkan) atau kerusakan jaringan di bagian tubuh yang terkena.
Meskipun sangat jarang, beberapa orang yang kebanyakan anak-anak bisa mengalami sindrom inflamasi multisistem selama atau segera setelah infeksi Covid-19.
Sindrom inflamasi multisistem adalah suatu kondisi di mana bagian tubuh yang berbeda dapat meradang. Sindrom inflamasi multisistem bisa menyebabkan kondisi long covid jika seseorang terus mengalami efek multiorgan atau gejala lainnya.
CDC mengungkapkan cara terbaik untuk mencegah kondisi long covid adalah dengan mendapatkan vaksinasi terhadap Covid-19 sesegera mungkin.
Vaksinasi Covid-19 direkomendasikan untuk semua orang berusia 12 tahun ke atas. Meskipun beberapa orang dengan kondisi long covid dilaporkan mengalami perbaikan gejala setelah divaksinasi, penelitian masih diperlukan untuk menentukan efek vaksinasi pada kondisi pasca-covid.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "14 Gejala Long Covid yang Umum Terjadi"
Penulis : Irawan Sapto Adhi
Editor : Irawan Sapto Adhi
Selanjutnya: WHO: Pandemi corona belum berakhir hingga pertengahan 2022
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News