kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Buat orangtua, ini dampak dari stunting pada anak serta cara mencegahnya


Rabu, 18 Agustus 2021 / 15:22 WIB
Buat orangtua, ini dampak dari stunting pada anak serta cara mencegahnya
ILUSTRASI. Buat orangtua, ini dampak dari stunting pada anak serta cara mencegahnya . ANTARA FOTO/Maulana Surya.


Penulis: Tiyas Septiana

Mencegah stunting dimulai saat ibu masih mengandung hingga anak berada pada masa dewasa muda, berikut ini cara pencegahannya.

Pada ibu hamil dan proses bersalin:

  • Intervensi pada 1.000 hari pertama kehidupan, merupakan suatu upaya perbaikan gizi pada kehamilan sampai anak usia 2 tahun. 
  • Mengupayakan jaminan mutu antenal care (ANC) terpadu yang masuk dalam pelayanan KIA yang dimulai saat hamil sampai pasca nifas. Pelayanan tersebut sangat penting untuk mencegah komplikasi pada masa kehamilan dan pasca persalinan. 
  • Meningkatkan persalinan di fasilitas kesehatan. 
  • Menyelenggarakan program pemberian makanan tinggi kalori, protein, dan mikronutrien (TKPM).
  • Deteksi dini penyakit menular dan tidak menular. 
  • Pemberantasan kecacingan. 
  • Meningkatkan transformasi Kartu Menuju Sehat (KMS) ke dalam Buku KIA. 
  • Menyelenggarakan konseling Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI eksklusif
  • Penyuluhan dan pelayanan KB. 

Baca Juga: Inilah ragam nutrisi yang dibutuhkan tubuh serta manfaatnya

Pada balita 

  • Pemantauan pertumbuhan balita.
  • Menyelenggarakan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk balita.
  • Menyelenggarakan stimulasi dini perkembangan anak.
  • Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal. 

Pada anak usia sekolah

  • Melakukan revitalisasi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). 
  • Menyelenggarakan Program Gizi Anak Sekolah (Progas). 
  • Memberlakukan sekolah sebagai kawasan bebas rokok dan narkoba. 

Pada remaja

  • Meningkatkan penyuluhan untuk perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), pola gizi seimbang, tidak merokok, dan mengonsumsi narkoba. 
  • Pendidikan kesehatan reproduksi. 

Pada dewasa muda

  • Penyuluhan dan pelayanan keluarga berencana (KB).
  • Deteksi dini penyakit menular dan tidak menular. 
  • Meningkatkan penyuluhan PHBS, pola gizi seimbang, tidak merokok/mengonsumsi narkoba.

Selanjutnya: Inilah ciri-ciri anak bayi yang sedang lapar, tidak selalu menangis lo moms

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×