kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

​Bolehkah ibu positif Covid-19 tetap menyusui bayinya? Ini penjelasannya


Selasa, 22 Desember 2020 / 14:13 WIB
​Bolehkah ibu positif Covid-19 tetap menyusui bayinya? Ini penjelasannya
ILUSTRASI. Ilustrasi Ibu Menyususi Anak


Penulis: Virdita Ratriani

KONTAN.CO.ID - Jumlah kasus Covid-19 yang terus bertambah di Indonesia membuat sebagian besar masyarakat khawatir. 

Sebab, virus corona jenis baru tersebut dapat menginfeksi siapa saja termasuk ibu hamil dan ibu menyusui. 

Lantas, hal tersebut menimbulkan pertanyaan bolehkah ibu positif Covid-19 menyusui bayinya? 

Padahal seperti diketahui, Air Susu Ibu (ASI) memberikan kecukupan dan kelengkapan nutrisi serta perlindungan terhadap berbagai penyakit. 

Baca Juga: Tips agar anak nafsu makan tanpa bantuan suplemen

Amankah ibu menyusui jika positif Covid-19?

Ibu menyusui positif Covid-19

Dirangkum dari laman UNICEF, belum ada bukti yang signifikan bahwa ASI memiliki peran dalam penularan virus corona. 

Sehingga, ibu yang positif Covid-19 masih dapat terus menyusui sambil menerapkan semua tindakan pencegahan yang diperlukan.

Tindakan pencegahan tersebut di antaranya adalah memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air atau dengan antiseptik berbasis alkohol sebelum dan sesudah menyentuh bayi, dan secara rutin membersihkan dan mendisinfeksi permukaan yang Anda sentuh. 

Dada atau bagian payudarahanya perlu dibasuh jika Anda baru saja batuk. 

Namun, semua ibu di daerah yang terkena dampak dan berisiko yang mengalami gejala demam, batuk atau kesulitan bernapas, harus mencari perawatan medis sejak dini, dan mengikuti petunjuk dari penyedia layanan kesehatan.

Baca Juga: Bunda, ini 7 cara ampuh agar nafsu makan anak bertambah tanpa suplemen

Bagaimana jika ibu terlalu sakit untuk menyusui?

Ibu menyusui positif Covid-19

Jika seorang ibu merasa terlalu sakit dan lemah sehingga tidak dapat menyusui langsung, maka sebisa mungkin ia dapat memerah ASI-nya. ASI diberikan kepada bayi, baik oleh si ibu sendiri atau dengan bantuan orang lain menggunakan cangkir dan sendok bersih. 

Apabila hal ini masih tidak memungkinkan, dan jika bisa diterima secara budaya, bayi dapat menerima donasi ASI. Kalaupun semua pilihan ini tidak ada, maka langkah terbaik adalah meminta nasihat dan dukungan dari tenaga kesehatan.

Penting untuk diketahui bahwa susu sapi, susu formula atau susu pertumbuhan  bukanlah pilihan yang tepat untuk sebagian besar bayi dan balita.

Susu segar tidak cocok untuk bayi berusia di bawah 12 bulan karena kandungan gizinya yang tidak sesuai dengan kebutuhan bayi. Sementara itu, susu formula berisiko karena mahal harganya serta butuh penyiapan khusus agar aman diminum. 

Baca Juga: 13 Manfaat daun kelor untuk kesehatan tubuh Anda

Ada kalanya keluarga membuat susu lebih encer agar lebih awet, yang tentunya mengurangi kandungan gizi yang seharusnya dikonsumsi oleh bayi. 

Selain itu, banyak keluarga tidak memiliki air bersih untuk menyiapkan susu formula atau susu pertumbuhan. Hal ini dapat meningkatkan risiko bayi mengalami diare atau gizi buruk. 

Selain itu, saat ibu mengurangi atau berhenti memberikan ASI, produksi ASI-nya pun akan turun drastis sehingga lebih sulit bagi ibu bila ingin meneruskan menyusui. 

Dengan demikian, susu formula adalah opsi terakhir saat Ibu dalam masa pemulihan dari Covid-19, sebelum ibu dapat menyusui kembali hingga bayi berusia enam bulan (ASI eksklusif).

Selanjutnya: Daftar serta jadwal imunisasi dasar lengkap untuk anak, orangtua wajib tahu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×