Penulis: Virdita Ratriani
Jika seorang ibu merasa terlalu sakit dan lemah sehingga tidak dapat menyusui langsung, maka sebisa mungkin ia dapat memerah ASI-nya. ASI diberikan kepada bayi, baik oleh si ibu sendiri atau dengan bantuan orang lain menggunakan cangkir dan sendok bersih.
Apabila hal ini masih tidak memungkinkan, dan jika bisa diterima secara budaya, bayi dapat menerima donasi ASI. Kalaupun semua pilihan ini tidak ada, maka langkah terbaik adalah meminta nasihat dan dukungan dari tenaga kesehatan.
Penting untuk diketahui bahwa susu sapi, susu formula atau susu pertumbuhan bukanlah pilihan yang tepat untuk sebagian besar bayi dan balita.
Susu segar tidak cocok untuk bayi berusia di bawah 12 bulan karena kandungan gizinya yang tidak sesuai dengan kebutuhan bayi. Sementara itu, susu formula berisiko karena mahal harganya serta butuh penyiapan khusus agar aman diminum.
Baca Juga: 13 Manfaat daun kelor untuk kesehatan tubuh Anda
Ada kalanya keluarga membuat susu lebih encer agar lebih awet, yang tentunya mengurangi kandungan gizi yang seharusnya dikonsumsi oleh bayi.
Selain itu, banyak keluarga tidak memiliki air bersih untuk menyiapkan susu formula atau susu pertumbuhan. Hal ini dapat meningkatkan risiko bayi mengalami diare atau gizi buruk.
Selain itu, saat ibu mengurangi atau berhenti memberikan ASI, produksi ASI-nya pun akan turun drastis sehingga lebih sulit bagi ibu bila ingin meneruskan menyusui.
Dengan demikian, susu formula adalah opsi terakhir saat Ibu dalam masa pemulihan dari Covid-19, sebelum ibu dapat menyusui kembali hingga bayi berusia enam bulan (ASI eksklusif).
Selanjutnya: Daftar serta jadwal imunisasi dasar lengkap untuk anak, orangtua wajib tahu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News