Sumber: Kompas.com | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Vitamin D banyak dicari di masa pandemi. Tapi, jangan berlebihan konsumsi vitamin D, ini alasannya.
Selain bisa mendongkrak sistem imun, vitamin D juga dipercaya bisa menurunkan risiko infeksi saluran pernapasan.
Efeknya, vitamin D pun diburu. Mulai yang berbentuk kemasan kaplet hingga kapsul dalam botol plastik, semua laris manis.
Vitamin D seringnya direkomendasikan diminum di pagi hari setelah makan pagi, bersamaan dengan ritual berjemur di bawah sinar matahari.
Meski bisa meningkatkan daya tahan tubuh, hati-hati dalam mengonsumsi vitamin D. Karena jika kebanyakan alias tak sesuai dosis, vitamin D bisa menjadi racun bagi tubuh, terjadi yang namanya hipervitaminosis D.
Baca Juga: Bisa mencegah terinfeksi virus corona, konsumsi makanan kaya vitamin D
Dalam kerjanya, vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium dan mengedarkannya di dalam darah. Jika takaran vitamin D di dalam tubuh sangat tinggi, maka akan terjadi penumpukan kalsium dalam darah yang dinamakan hiperkalsemia.
Kenali gejalanya
Dilansir dari Insider, keracunan vitamin D karena pengonsumsian yang berlebihan memang kejadian yang sangat jarang terjadi.
Meski begitu, Anda harus tetap mengenali gejala-gejalanya agar bisa mencegah risiko terburuk yang bisa terjadi. Gejala dari keracunan vitamin D berhubungan dengan tingginya angka kalsium dalam darah.
Jadi, tanda-tandanya bisa berupa mual, kehilangan selera makan, muntah, lemah dan lesu, dan nyeri tulang.
Jika dibiarkan, kelebihan kalsium yang ada akan disimpan di arteri juga di jaringan tisu, tidak di dalam tulang. Hal ini jika berlarut-larut bisa memicu terbentuknya batu ginjal dan bahkan bisa merusak jantung.
Baca Juga: Anda bisa coba, berikut 3 sayur bisa jadi penguat sistem imunitas yang kuat
Menurut Paul Price, profesor dari University of California San Diego, Amerika Serikat, kerusakan jantung karena kelebihan kalsium dalam darah bisa terjadi jika seseorang mengonsumsi vitamin D dalam takaran berlebih selama bertahun-tahun.
Untuk mendeteksi apakah seseorang keracunan vitamin D bisa menggunakan tes darah untuk melihat kadar kalsium yang ada di dalam darahnya.
Ketika seseorang terbukti pasti keracunan vitamin D, maka ia harus menghentikan rutinitas mengonsumsi vitamin D dan multivitamin lainnya. Juga menghindari dulu bahan pangan yang mengandung banyak vitamin D seperti ikan salmon dan susu kedelai.
Cara mengonsumsi vitamin D yang tepat
Tubuh mendapatkan vitamin D harian dengan dua cara: melalui paparan sinar matahari dan mengonsumsi beberapa bahan makanan yang mengandung banyak vitamin D.
Kebutuhan harian masing-masing tubuh akan vitamin D tergantung banyak faktor, terutama usia.
Baca Juga: Kapan saat berjemur yang baik? Ini jawaban Kementerian Kesehatan
Dewasa di bawah 70 tahun membutuhkan asupan vitamin D lebih sedikit dibanding lansia di atas 70 tahun yang sudah tak lagi bisa memproduksi banyak vitamin D di kulitnya.
Vitamin D yang bisa meracuni tubuh sendiri adalah dalam bentuk suplemen, bukan vitamin D yang dibawa oleh sinar matahari atau makanan alami.
Jadi, agar terhindari dari overdosis vitamin D, sering-seringlah berjemur di pagi hari dan konsumsilah makanan tinggi vitamin D seperti ikan-ikanan, susu almond dan jamur.
Jika tetap ingin mengonsumsi suplemen, pilih suplemen yang sudah terpercaya. Baca label untuk melihat izin edar dan komposisinya. Kemudian cermati takaran dosis yang dianjurkan.
Jika sudah mengonsumsi satu jenis vitamin D, hindari mengonsumsi multivitamin lainnya di mana di dalamnya terkandung berbagai macam nutrisi dan vitamin yang bisa saja salah satunya juga mengandung vitamin D.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jangan Berlebihan Mengonsumsi Vitamin D, Bisa Menjadi Racun"
Penulis: Inten Esti Pratiwi
Editor: Inten Esti Pratiwi
Selanjutnya: Ada 3 jenis sistem imun tubuh manusia, begini cara kerjanya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News