Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
Bukti paling nyata berasal dari uji coba terkontrol secara acak dengan menggunakan plasebo di Brasil. Dalam uji coba tersebut, dokter memberikan satu dosis besar vitamin D kepada pasien Covid-19 yang dirawat. Hasilnya, vitamin D tidak secara signifikan mengurangi durasi rawat inap pasien di rumah sakit ketimbang pasien dalam kelompok plasebo.
Penyebabnya adalah pasien baru memeroleh asupan vitamin D setelah terkena Covid-19, dan vitamin D dalam dosis besar hanya diberikan sekali. Sementara itu, dosis vitamin D yang diberikan kepada tubuh secara bertahap dan sering agaknya bekerja lebih baik untuk melindungi sistem kekebalan, kata Meltzer.
Vitamin D tetaplah penting bagi tubuh
Sejauh ini, tidak ada bukti yang dapat merekomendasikan penggunaan dosis vitamin D tertentu untuk melawan Covid-19. Namun, para ahli menekankan perlunya memerhatikan asupan vitamin D kita, misalnya dengan konsumsi suplemen.
Namun Willett juga mengingatkan, lebih banyak vitamin D bukan berarti lebih baik. Karena vitamin D larut dalam lemak, ada risiko kelebihan suplementasi vitamin tersebut dapat menyebabkan toksisitas atau keracunan.
Beberapa penelitian mengungkapkan, konsumsi vitamin D lebih dari 50.000 IU bisa berbahaya. Michos, di sisi lain, tidak menganjurkan orang mengonsumsi vitamin D untuk mencegah Covid-19.
Kita bisa melakukan cara lain untuk meningkatkan sistem kekebalan atau daya tahan tubuh untuk mencegah Covid-19 , misalnya mengonsumsi makanan bernutrisi, berolahraga teratur, membatasi minuman beralkohol, dan kualitas tidur yang baik.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Seberapa Ampuh Vitamin D untuk Cegah Covid-19?",
Penulis : Gading Perkasa
Editor : Lusia Kus Anna
Selanjutnya: Mengenal vitamin, jenis dan manfaatnya untuk tubuh
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News