Sumber: Kompas.com | Editor: S.S. Kurniawan
Untuk menjelaskannya, dia menggunakan rokok untuk menunjukkan bagaimana virus menyebar. "Partikel mikroskopis kecil yang disebut aerosol berperilaku seperti asap rokok," ujarnya.
"Jadi, mereka akan lebih terkonsentrasi lebih dekat dengan perokok yang mungkin terinfeksi. Ketika Anda semakin jauh, maka paparannya akan jauh lebih sedikit," jelas Marr seperti dilansir CNN.
William Schaffner, pakar penyakit menular dan profesor kedokteran pencegahan dan penyakit menular di Vanderbilt University School of Medicine, bilang, sebagian besar penularan virus corona terjadi dalam jarak 3-6 kaki dari orang yang terinfeksi.
Tapi, apakah ada jalan lain di mana virus bisa menjadi aerosol dan menyebar di udara?
Baca Juga: Peringatan dari ilmuan: Virus corona bisa merusak otak
Schaffner mengatakan, potensi itu ada, jika penyelidikan kesehatan masyarakat di masa depan menemukan peristiwa penularan aerosol ini lebih umum dari yang diperkirakan saat ini, maka dapat mengubah prioritas.
"Tapi saya tidak berpikir kita perlu mengubah semua unit AC (pendingin udara) di Amerika Serikat, bahkan di seluruh dunia berdasarkan rute transmisi ini," kata Schaffner. Dia lebih menekankan pentingnya menjaga jarak sosial dan menghindari kerumunan untuk menurunkan transmisi virus.
Penulis: Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Virus Corona Menyebar di Udara, Partikel Aerosol Covid-19 seperti Asap Rokok"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News