kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Besaran biaya perawatan pasien Covid-19 sangat mahal, please, jangan anggap remeh


Senin, 29 Juni 2020 / 10:30 WIB
Besaran biaya perawatan pasien Covid-19 sangat mahal, please, jangan anggap remeh
ILUSTRASI. Situasi di rumah sakit. Petugas medis menjelaskan fungsi robot Amy (kanan) dan Temi (kiri) saat simulasi di Rumas Sakit Pertamina Jaya, Jakarta, Selasa (5/5/2020). . ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/hp.


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Biaya ini belum termasuk beban immateril yang harus ditanggung keluarga karena ada anggota keluarganya yang harus menjalani perawatan. Hal ini mengingatkan masyarakat untuk tak menganggap remeh ancaman virus corona.

Biaya pasien Covid-19

Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban, saat dihubungi Kompas.com, beberapa waktu lalu, juga mengakui, biaya untuk pasien Covid-19 sangat besar. Bisa mencapai ratusan juta rupiah. Ada sejumlah alasan mengapa biaya perawatan pasien Covid-19 sangat mahal.

Baca Juga: 200 vaksin corona diuji, ini yang paling potensial

Pasien harus menjalani sejumlah tahapan pemeriksaan. Untuk ini, biaya ketersediaan alat medis tidak murah. Misalnya, untuk keperluan rapid test. "Itu tidak gratis. Kalau orang dengan Covid-19 itu dites dulu positif, menunggu polymerase chain reaction (PCR)-nya, biasanya dalam sekali tes habis Rp 1 juta," ujar Zubairi.

Setelah menjalani tes PCR, pasien positif Covid-19 akan menjalani masa karantina dan rawat inap di rumah sakit. Perawatan ini akan membuat biaya semakin bertambah.

Baca Juga: Apakah terapi plasma konvalesen bisa mengobati virus corona?

Apalagi, dengan obat perawatan pasien Covid-19 yang juga tidak murah. "Kalau sekarang yang rutin diberikan yang rawat inap diberi obat anti-pembekuan darah, tapi ada juga yang molekuler itu yang lumayan mahal. Sekali suntik Rp 300.000 sampai Rp 400.000 dalam satu obat, belum obat-obatan yang lainnya," kata Zubairi.




TERBARU

[X]
×