Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Makan mi instan memang enak. Tak heran, banyak yang suka makan mi instan, apalagi anak-anak. Namun, makan mi instan harus dibatasi.
Profesor dari Harvard dan ahli diet Mount Elizabeth Hospital menjelaskan terkait hal tersebut. Mi instan bukanlah pengganti makanan, oleh karena itu tak ada saran rekomendasi jumlah konsumsi mi instan.
Baca juga: Manfaat mentimun untuk kesehatan tubuh Anda
Hal tersebut disampaikan oleh ahli diet Mount Elizabeth Hospital Seow Vi Vien, seperti dikutip dari The Strait Times via Kompas.com. Namun menurut Vien, batas aman makan mi instan dalam seminggu adalah 1-2 kali.
Sementara Dr. Frank B. Hu, profesor nutrisi dan epidemiologi di Harvard, merekomendasikan untuk konsumsi mi instan 1-2 kali dalam sebulan, melansir The New York Times via Kompas.com. Makan mi instan beberapa kali dalam seminggu, kata dia, dapat menimbulkan masalah kesehatan.
Dampak konsumsi mi instan Berdasarkan Vien, mi instan mengandung banyak lemak, lemak jenuh, dan natrium. Sementara serta, protein, vitamin, dan mineralnya sedikit. Dalam sebungkus mi instan lengkap dengan satu paket bumbu mengandung sampai 1.700 miligram natrium. Jumlah tersebut 85 persen lebih banyak dari rekomendasi jumlah asupan natrium harian.
Menurutnya, konsumsi garam atau natrium yang berlebihan dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan stroke. Kalau ada orang yang hanya makan mi instan saja tiap hari, ia akan mengalami kurang gizi seiring berjalannya waktu.
Baca juga: Tidak ingin terkena kanker payudara? Begini cara mencegahnya
Vien mengumpamakan konsumsi mi tersebut 3 kali sehari. Pasalnya, mereka tidak mendapatkan jumlah nutrisi yang dibutuhkan seperti protein, vitamin, dan mineral guna mendukung kesehatan.