kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Benarkah jus buah segar adalah minuman yang menyehatkan?


Minggu, 16 Agustus 2020 / 17:31 WIB
Benarkah jus buah segar adalah minuman yang menyehatkan?
ILUSTRASI. Ilustrasi minumahan kesehatan berbahan dasar alami seperti jeruk dan apel. KONTAN/Muradi/2017/04/06


Sumber: Kompas.com | Editor: Tendi Mahadi

Lebih baik konsumsi jus sayur 
Jus yang mengandung sayuran dapat memberikan lebih banyak nutrisi dan lebih sedikit gula daripada jus yang hanya terbuat dari buah. Melansir dari Web MD, jus sayur dapat menjadi pilihan yang baik untuk kesehatan Anda. Misalnya saja jus tomat mengandung banyak likopen yang membantu menurunkan risiko kanker prostat. 

Meski begitu, jus sayur masih kekurangan serat yang berharga. Padahal, serat dapat membantu Anda mengurangi rasa lapar. Tak hanya itu, diet tinggi serat telah dikaitkan dengan risiko lebih rendah terkena penyakit jantung koroner, stroke, tekanan darah tinggi dan diabetes. 

Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, Minggu (16/8): 139.549 kasus, 93.103 sembuh, 6.150 meninggal

Selain berkaitan dengan diabetes tipe 2, konsumsi jus buah berlebihan juga berhubungan dengan kelebihan kalori. Hal ini ditegaskan dalam studi yang dilakukan John Sievenpiper, profesor di Departemen Ilmu Gizi Universitas Toronto. 

Dia menemukan efek negatif terhadap kadar gula darah dan insulin saat puasa ketika makanan memberikan kelebihan kalori dari gula, termasuk jus buah. Namun, ketika kalori secara keseluruhan tidak berlebih, ada beberapa keuntungan mengonsumsi buah utuh dan jus buah. 

Sievenpiper menyimpulkan bahwa 150 ml jus buah yang direkomendasikan WHO per hari merupakan porsi rata-rata yang masuk akal. "Mengonsumsi buah utuh lebih baik daripada jus buah, tetapi jika Anda akan menggunakan jus sebagai pelengkap buah-buahan dan sayuran, tidak apa-apa. Namun, menjadi masalah jika Anda menggunakan jus untuk hidrasi dan minum dalam jumlah besar," kata Sievenpiper. 

Untuk perkara diet, para ahli menyatakan bahwa sejumlah penelitian menunjukkan minum jus buah tidak lantas membuat kita makan lebih sedikit. Padahal, konsumsi jus buah sendiri berarti mengonsumsi kalori yang cukup besar. "Juga mudah untuk mengonsumsi jus buah dalam jumlah besar dengan cukup cepat, yang berarti kalori ekstra. Dan ketika kalori meningkat, ini dapat berkontribusi pada penambahan berat badan," kata Elvin. 

Baca Juga: Jokowi tunjuk KSAD TNI dan Wakapolri jadi wakil ketua Komite Penanganan Covid-19

Benarkah jus buah dapat digunakan untuk dektoksifikasi? 
Salah satu alasan populernya jus buah adalah upaya detoksifikasi. Namun, manfaat itu dibantah oleh Roger Clemens, profesor ilmu farmasi di University of Southern California. "Seluruh konsep diet jus menjadi detoksifikasi adalah kekeliruan," kata Clemens. 




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×