Reporter: Ratih Waseso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hepatitis akut misterius tengah merebak. Gejala awal dugaan anak terkena hepatitis akut misterius ialah gangguan pada pencernaan yaitu diare, mual, muntah, sakit perut, hingga terkadang disertai demam ringan.
Jika gejala awal dibiarkan akan berlanjut pada kondisi mata dan kulit yang menguning serta pasien mengeluarkan urine berwarna seperti teh dan buang air besar berwarna pucat.
Meskipun belum ditemukan penyebab pasti dari fenomena hepatitis akut misterius ini, dokter spesialis anak Hanifah Oswari menuturkan, terdapat beberapa langkah pencegahan dari penyakit tersebut.
Lantaran hepatitis akut misterius diduga karena virus yang berkaitan degan saluran pencernaan dan pernafasan maka pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan alat makan, memakai masker dan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan minum.
"Jagalah kebersihan dengan cuci tangan dengan sabun dan memastikan makanan atau minuman yang dikonsumsi itu matang dan tidak menggunakan alat-alat makan bersama dengan orang lain. Serta menghindarkan kontak anak-anak kita dari orang yang sakit agar anak-anak kita tetap sehat," kata Hanifah dalam konferensi pers virtual Kementerian Kesehatan, Kamis (5/5).
Baca Juga: Pakar Ini Sebut Hepatitis Akut Belum Ada Bukti Berkaitan dengan Vaksin Covid-19
Sedangkan untuk pencegahan dari potensi infeks dari saluran pernafasan, Hanifah menyebutkan, secara umum persis seperti protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19. Yakni memakai masker, cuci tangan dan menjaga jarak.
Sebagai informasi saat ini kasus dugaan hepatitis akut misterius sedang dalam investigasi tim mengenai penyebabnya.
Sebelumnya ditemukan kejadian hepatitis akutĀ yang belum diketahui penyebabnya ditemukan di beberapa negara. Kejadian hepatitis akut terjadi pada anak-anak di bawah usia 16 tahun atau mayoritas pada usia di bawah 10 tahun.
Di Indonesia sendiri, Kementerian Kesehatan menemukan kasus tiga pasien anak yang meninggal dunia saat dirawat di RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo Jakarta dengan dugaan hepatitis akut. Hingga saat ini belum diketahui penyebabnya. Kasus tersebut terjadi dalam kurun waktu dua minggu terakhir hingga 30 April 2022.
"Meskipun hepatitis akut yang berat bisa menimbulkan kematian, para Ibu jangan panik. Kita waspada jika temukan gejala itu sejak awal, agar kita punya waktu untuk bisa menolong anak-anak kita lebih banyak. Jangan menunggu sampai timbul gejala lanjutan seperti kuning karena seperti itu akan lebih lambat lagi kita untuk menolongnya," ujar Hanifah.
Baca Juga: Hepatitis Akut Misterius, Orang Tua Diminta Waspada Jika Anak Alami Gejala Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News