Reporter: Ratih Waseso | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fenomena temuan Hepatitis Akut yang belum diketahui penyebabnya atau misterius, masih dalam pendalaman oleh pakar kesehatan di dunia termasuk Indonesia.
Dokter spesialis anak Hanifah Oswari menjelaskan, Hepatitis Akut sebelumnya sudah banyak ditemukan di Indonesia. Namun untuk kasus kali ini yaitu Hepatitis Akut Berat yang banyak dibicarakan belum diketahui penyebabnya.
Pada umumnya penyebab Hepatitis adalah adanya virus Hepatitis A, B, C, D atau E. Namun temuan Hepatitis Akut Misterius kali ini bukan disebabkan oleh virus tersebut. Lebih khusus lagi Hepatitis Akut Misterius ini menyerang anak-anak di bawah usia 16 tahun dan banyak terjadi pada usia di bawah 10 tahun.
Dari laporan-laporan kasus yang sudah ada, Hanifah menyebut bahwa gejala awal yang perlu diwaspadai orang tua dari dugaan Hepatitis Akut Misterius ialah gangguan pencernaan seperti diare, mual, muntah sakit perut yang kadang-kadang disertai dengan demam ringan.
"Kalau anak-anak mengalami gangguan saluran cerna seperti diare, mual, muntah sakit perut atau demam ringan. Bawalah anak-anak ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan pertolongan dari tenaga kesehatan. Nanti akan dipikirkan apakah perlu diperiksa lebih lanjut untuk mencari kemungkinan perjalanannya menjadi hepatitis akut berat," kata Hanifah dalam konferensi pers virtual Kementerian Kesehatan, hari ini (5/5).
Baca Juga: Pakar Ini Sebut Hepatitis Akut Belum Ada Bukti Berkaitan dengan Vaksin Covid-19
Jika anak didapati gejala tersebut Hanifah menghimbau untuk segera dilakukan pemeriksaan ke Puskemas atau Rumah Sakit untuk mencegah timbulnya gejala lanjutan.
"Ini maka akan berlanjut dengan gejala yang ke arah Hepatitis yaitu anaknya mengeluarkan buang air kecil seperti teh, buang air besar pucat, matanya atau kulitnya berwarna kuning," imbuhnya.
Jika pasien telah mengalami gejala tersebut maka, dokter akan memeriksa kadar Serum glutamic oxaloacetic transaminase (SGOT) dan serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT) yaitu enzim yang banyak dijumpai pada hati (liver).
Apabila pada pemeriksaan tersebut didapatkan salah satu atau kedua enzim ini meningkat diatas 500 internasional unit per mililiter. Maka patut diduga pasien mengalami Hepatitis Akut.
"Selanjutnya pasien akan mengalami gangguan pembekuan darah dan akan terjadi penurunan kesadaran yang dapat berlanjut jadi kematian bila pasien tidak dilakukan transplantasi hati," tekan Hanifah.
Maka Hanifah menegaskan, orang tua harus waspada jika menemukan tanda-tanda atau gejala hepatitis awal yaitu mual, muntah, diare bahkan hingga kulit dan mata menguning.
"Kita perlu waspada untuk para orangtua harus waspada bahwa ada penyakit yang memang berbahaya, tetapi dengan kita waspada diharapkan kita tidak mendapatkan anak-anak kita dalam kondisi berat. Jika kita mendapat kondisi yang awal akan memberi ruang untuk dokter menolong pasien lebih besar," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News