kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini saran psikolog saat menjalani isolasi mandiri pada masa PPKM Darurat


Senin, 05 Juli 2021 / 09:50 WIB
Begini saran psikolog saat menjalani isolasi mandiri pada masa PPKM Darurat


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

Keempat, menjalin komunikasi dengan keluarga dan kolega. Hal ini penting untuk menciptakan suasana yang tetap hangat, bahwa kita tidak melalui kondisi ini sendirian. Jangan sampai ada kekhawatiran berlebih dan perasaan bahwa kondisi ini membuat kita susah sendiri.

"(Pandemi) ini dialami banyak orang, jangan merasa susah sendiri, ngomel sendiri. Lakukan apa yang bisa dilakukan sekarang. Saling memberikan semangat dan perhatian akan membuat emosi yang menyenangkan," jelas Anastasia.

Berbagai hal lain yang dapat dilakukan saat di rumah saja ialah dengan mendekorasi rumah, berkebun, atau kegiatan lainnya yang bisa melibatkan anggota keluarga termasuk anak-anak. 

"Sehingga meringankan dan menjalin kedekatan emosional," imbuh dia. 

Khusus untuk yang sedang menjalani karantina atau isoman, ruang dan aktivitas yang tersedia tentu lebih sempit. Dalam hal ini, Anastasia menekankan pentingnya memilih tempat yang tepat. 

Baca Juga: Ini 5 tips agar tetap sehat dan bugar saat menjalankan isolasi mandiri

Idealnya, tempat isoman memiliki akses udara terbuka, bisa masuk sinar matahari, akses keluar masuk lebih mudah tidak perlu melewati ruang keluarga, serta bisa memungkinkan untuk berjemur.

Dari sisi aktivitas, selain informasi dan hiburan yang bisa diakses melalui telefon cerdas, disarankan untuk membawa buku. Selain itu, menulis juga bisa menjadi salah satu terapi yang efektif untuk mengendalikan kecemasan dan menjaga fokus pikiran.

Hal penting lain yang mesti diingat, saat melakukan isoman bisa menjadi masa yang baik untuk melakukan introspeksi. "Ini saatnya menilai hal-hal yang harus disyukuri, yang realistis untuk dikejar, sampai luka yang perlu ditinggalkan. Siapa tahu dengan punya banyak waktu untuk diri sendiri, justru banyak beban yang bisa terlepas," pungkas Anastasia.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: Kasus melonjak, Kemenag siapkan 25 asrama haji untuk isolasi pasien Covid-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×