Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
Skenario kedua dijalankan dengan kondisi subyek berbicara dengan orang yang duduk dalam posisi diagonal. Partikel droplet yang terkena ke lawan hanya seperempat dari droplet skenario pertama.
Sementara di skenario ketiga, subyek menoleh ke samping untuk berbicara dengan rekan di sebelahnya. Hasilnya, orang tersebut akan terpapar lima kali lebih banyak dari jumlah droplet yang dihasilkan dari skenario pertama.
Simulasi tersebut dijalankan oleh supercomputer Fugaku. Sebagai informasi, Fugaku merupakan komputer yang dibangun oleh Fujitsu Limited dan institut riset Riken Center for Computational Science.
Fugaku berada di posisi teratas dalam urutan komputer super terkencang di dunia, Top500. Sejak pandemi Covid-19, Fugaku sering digunakan untuk menjalankan simulasi penyebaran virus corona di berbagai tempat, termasuk di kereta api, ruang kerja, dan ruang kelas.
Baca juga: Perang Armenia vs Azerbaijan berpotensi meluas, negara ini sudah siaga di perbatasan
Selain posisi duduk, faktor kelembapan udara juga diklaim dapat memengaruhi seberapa mudah droplet untuk tersebar. Para peneliti menemukan bahwa partikel droplet akan lebih sedikit tersebar pada tingkat kelembapan lebih tinggi.
Dihimpun KompasTekno dari Forbes, Jumat (23/10/2020), studi tersebut turut membuktikan bahwa penggunaan humidifier di dalam ruangan dapat membantu membatasi penyebaran di ruangan tertutup. Video simulasi tersebut bisa disaksikan melalui tautan berikut ini.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Superkomputer Tunjukkan Cara Penularan Virus Corona di Restoran",
Penulis : Kevin Rizky Pratama
Editor : Yudha Pratomo
Selanjutnya: Simak daftar daerah yang aman dari corona untuk berwisata saat libur panjang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News