kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45915,63   -7,86   -0.85%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini bahayanya zat BPA dalam kemasan plastik


Senin, 07 Desember 2020 / 18:13 WIB
Begini bahayanya zat BPA dalam kemasan plastik
ILUSTRASI. Kemasan plastik


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Organisasi jurnalis dunia yang peduli terhadap lingkungan yaitu Orb-Media belakangan ini mengungkapkan hasil investigasi bahwa dalam air kemasan berpotensi mengandung zat kimia yang tercemar dari plastik.

Belakangan ini, plastik kemasan yang mengandung Bisphenol A (BPA) menjadi sorotan para peneliti. BPA adalah adanya senyawa lain yang berfungsi menghasilkan plastik polikarbonat yang kuat dan tangguh dan mengandung racun.

Partikel plastik BPA bisa menimbulkan gangguan kesehatan, berbahaya bagi bayi dan balita, bahkan bisa berpotensi memicu penyakit kanker, plastik BPA disarankan tidak lagi dipakai untuk kemasan plastik minuman dan makanan, apalagi kemasannya digunakan dalam keadaan panas dan dipakai berulang kali.

Baca Juga: APSI angkat bicara perihal galon sekali pakai milik Le Minerale

Direktur Klinik Dian Perdana Medika Jawa Tengah Dian Kristiani mengingatkan tentang bahaya BPA yang terkandung di dalam plastik.

“Plastik BPA berbahaya bagi bayi karena terbukti dapat memengaruhi berat badan lahir, perkembangan hormonal, perilaku dan resiko kanker di kemudian hari. Sementara itu, penggunaan plastik BPA juga dapat dikaitkan dengan masalah kesehatan sindrom ovarium polikistik (PCOS) persalinan prematur,” tutur Dian dalam keterangan tertulis, Senin (7/12).

Akan tetapi ketergantungan manusia kepada plastik sangat tinggi.  Maka dari itu harus pandai memilih plastik yang aman bagi kesehatan. Begitu juga memilih makanan atau minuman, pilih yang sudah menggunakan plastik aman, tidak mengandung BPA.

Bahan BPA merupakan bahan yang telah lama digunakan untuk mengeraskan plastik, termasuk botol minuman dan kotak tempat makanan yang dapat dipakai ulang. Bahan ini juga umumnya terdapat pada kaleng susu formula untuk mencegah karat, botol susu bayi, dan beberapa perlengkapan balita.

"Yang lebih bahaya lagi, kalau yang kita konsumsi sehari - hari, yaitu di galon kemasan isi ulang yang bahan galon-nya mengandung BPA," pesan dokter Dian.

Sebab misalkan susu formula bayi yang kemasannya sudah bebas BPA dan menggunakan botol susu bebas BPA, namun susu tersebut diseduh dengan menggunakan air yang keluar dari mesin dispenser galon isi ulang terbuat dari polikarbonat yang mempunyai kandungan BPA.

Sangat disayangkan jika air yang keluar diduga tercemar BPA yang luruh dalam air dan tercampur dalam susu yang hendak dikonsumsi bayi dalam jangka panjang, tentu saja hal ini akan mempengaruhi kesehatan bayi, karena usia balita sangat rentan terhadap efek dari BPA.

Ahli Kesehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Iwan Nefawan mengatakan, plastik BPA alias Bisphenol A adalah zat tambahan kimia untuk pembuatan kemasan plastik berbahan PVC (kode3) dan PC (kode 7). Zat ini dalam dosis rendah dapat menurunkan hormon testoterin yang menyebabkan sulit mendapat keturunan.

“Dia juga  bisa menyebabkan kanker, terutama kanker payudara. Terutama pada kelompok rentan seperti bayi, anak-anak, manula dan ibu hamil,” ungkap Iwan Nefawan, Selasa (1/12) lalu.

Malah menurut Iwan Nefawan, penggunaan BPA di dalam plastik sudah dilarang pihak Badan POM.

Negara maju sudah mengganti BPA dengan bahan lain yang lebih aman. Sejak tahun 2010, misalnya,  pemerintah Kanada sudah melarang penggunaan plastik BPA pada botol minum bayi. Penggantinya adalah BPS (bisphenol-S) dan BPF bisphenol-F (bisphenol-F).

Begitu juga Austria yang  melarang BPA pada tahun 2011, Belgia pada tahun 2012, Swedia pada 2012, Prancis pada 2012 dan Denmark pada 2013.

Melalui regulasi yang ketat dari pemerintah masing-masing, negara tersebut sudah melarang penggunaan kemasan yang berbahan baku plastik BPA. Di Prancis justru telah melarang seluruh kemasan plastik BPA.

Baca Juga: Pengamat lingkungan sebut galon sekali pakai bisa bebani sistem penanganan sampah

Produsen minuman Danone Prancis yang mempunyai wilayah pemasaran di Amerika melalui Dannon sudah mengumumkan bahwa pihaknya tidak lagi menggunakan plastik berbahan BPA yang mengandung polikarbonat dengan kode plastik nomor 7 untuk cangkir kemasan plastik apapun.

Dannon lebih memilih menggunakan kode plastik nomor 5, 6, dan 2, tergantung pada produknya. Tapi sepertinya hal ini belum berlaku secara keseluruhan, termasuk di Indonesia, Danone dengan merek dagang Aqua masih menggunakan kemasan galon isi ulang yang berbahan polikarbonat yang mempunyai kandungan BPA kode plastik nomor 7, untuk dipasarkan di Indonesia.

Meski dunia telah resmi mengeluarkan regulasi untuk  tidak menggunakan  plastik berbahan BPA untuk penggunaan kemasan makanan atau minuman, di Indonesia regulasi belum mengatur secara ketat penggunaan polikarbonat yang mempunyai kandungan BPA. Sejauh ini baru hanya sebatas penerapan di botol bayi dan wadah makanan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×