kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Banyak ASN Obesitas, Ini Bahaya & Cara Menghitung Berat Badan Ideal Wanita & Pria


Selasa, 16 Juli 2024 / 06:12 WIB
Banyak ASN Obesitas, Ini Bahaya & Cara Menghitung Berat Badan Ideal Wanita & Pria
ILUSTRASI. Banyak ASN Obesitas, Ini Bahaya & Cara Menghitung Berat Badan Ideal Wanita & Pria


Reporter: Adi Wikanto | Editor: Adi Wikanto

Menghitung Berat Badan Ideal- Jakarta. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menemukan banyak pegawai pemerintahan yang mengalami obesitas. Berikut bahaya obesitas serta cara menghitung berat badan ideal.

Mengutip website Kementerian Kesehatan, obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan akibat ketidak-seimbangan asupan energi (energy intake) dengan energi yang digunakan (energy expenditure) dalam waktu lama.

Diberitakan Kompas.com, Kemkes baru-baru ini merilis Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang berisi data dasar dan informasi kesehatan berbasis komunitas. Berdasarkan hasil survei itu, PNS, TNI, Polri, dan pegawai BUMN atau BUMD termasuk profesi dengan tingkat prevalensi tertinggi di Indonesia.

Survei ini merupakan hasil wawancara, pengukuran, dan pemeriksaan di 38 provinsi Indonesia sepanjang 2023. SKI juga menggunakan sampel representatif sebanyak 315.646 rumah tangga yang terdiri dari 877.531 anggota rumah tangga dan 34.065 blok sensus.

Hasilnya, orang Indonesia yang bekerja sebagai PNS, TNI, Polri, dan pegawai BUMN/BUMD dinyatakan sebagai penderita obesitas tertinggi di antara pekerjaan lain di Indonesia.

Profesi penderita obesitas terbanyak

Kemenkes mendefinisikan orang-orang dewasa mengalami obesitas sentral atau obesitas abdominal, jika memiliki kumpulan lemak abdominal berlebihan pada area abdomen atau perut.

Penduduk dewasa berusia kurang dari atau sama dengan 15 tahun dinyatakan mengalami obesitas sentral jika memiliki lingkar perut dengan ukuran berikut:

  • Laki-laki: > 90 cm
  • Perempuan: > 80 cm

Kemenkes kemudian menilai status gizi penduduk di atas 18 tahun dalam bentuk indeks massa tubuh (IMT). Indikator ini didasarkan pada pengukuran berat badan dan tinggi badan. Hasilnya, 32 persen orang yang bekerja sebagai PNS, TNI, Polri, dan pegawai BUMN/BUMD menderita obesitas.

Berdasarkan jenis kelamin, laki-laki yang bekerja menjadi PNS, TNI, Polri, dan pegawai BUMN/BUMD menjadi penderita obesitas terbanyak, dibandingkan laki-laki dari profesi lain, yakni mencapai 29,3 persen.

Sementara, ada 36,1 persen perempuan PNS, TNI, Polri, dan pegawai BUMN/BUMD yang obesitas. Ini menempatkan profesi tersebut berada pada posisi kedua terbanyak setelah wiraswasta perempuan dengan 38 persen.

Berikut daftar persentase prevalensi penderita obesitas di Indonesia, berdasarkan profesinya menurut survei Kemenkes:

  • PNS/TNI/Polri/BUMN/BUMD (32,0 persen)
  • Lainnya (26,9 persen)
  • Wiraswasta (24,9 persen)
  • Pegawai swasta (23,6 persen)
  • Buruh/sopir/pembantu tua (16,1 persen)
  • Nelayan (15,4 persen)
  • Petani/buruh tani (13,7 persen)

Tabel Berat Badan Ideal Wanita Menurut Kemenkes dan 3 Cara Menjaga Berat Badan Ideal

Bahaya obesitas

Mengutip website Kementerian Kesehatan berikut sejumlah bahaya obesitas:

  • Obesitas berisiko 2 kali lipat mengakibatkan terjadinya Serangan jantung koroner, Stroke, Diabetes melitus (kencing manis), dan Hipertensi (tekanan darah tinggi).
  • Obesitas berisiko tinggi untuk mengakibatkan penyakit kanker (laki-laki berisiko tinggi menderita kanker usus besar dan kelenjar prostat, sedangkan wanita berisiko tinggi untuk menderita kanker payudara dan leher rahim)
  • Obesitas berisiko 3 kali lipat terkena batu empedu
  • Obesitas berisiko meningkatkan lemak dalam darah dan asam urat
  • Obesitas berisiko mengakibatkan terjadinya sumbatan nafas ketika sedang tidur
  • Obesitas dapat mengakibatkan menurunnya tingkat kesuburan reproduksi

Cara menghitung berat badan ideal

Cara menghitung berat badan ideal untuk wanita dan pria ada berbagai versi. Setiap cara menghitung berat badan ideal memiliki kelebihan dan kekurangan.

Namun, Anda tidak harus menggunakan semua cara menghitung berat badan ideal tersebut. Cukup gunakan salah satu metode menghitung berat badan ideal dan lakukan olahraga yang tepat untuk mencapai berat badan ideal.

Dilansir dari website resmi Siloam Hospital, salah satu cara menghitung berat badan ideal untuk wanita dan pria adalah menggunakan Body Mass Index atau BMI. BMI adalah perkiraan lemak tubuh yang didasarkan pada tinggi dan berat badan.

Lebih jelasnya, BMI adalah indikator pengukuran yang digunakan untuk menentukan kategori berat badan ideal atau tidak. BMI dikembangkan oleh Adolphe Quetelet selama abad ke-19.

Melalui hasil permenghitung BMI, Anda akan mengetahui kategori berat badan, yaitu kurus, ideal, berlebihan, atau bahkan obesitas.

Baca Juga: Berat Badan Ideal Anak 1-5 Tahun, Cek Makanan Untuk Menaikkan Berat Badan yang Sehat

Cara menghitung berat badan ideal ini ini juga bisa menjadi alat skrining untuk melihat risiko kesehatan tertentu. Menurut WHO, hasil BMI yang tidak normal/ideal akan meningkatkan risiko terkena beberapa penyakit.

Maka dari itu, sekiranya Anda perlu memahami bagaimana cara menghitung BMI secara tepat untuk meminimalisir kenaikan atau penurunan berat badan secara berlebihan.

Cara menghitung berat badan ideal dengan BMI

Cara menghitung berat badan ideal dengan BMI terbagi menjadi dua jenis berdasarkan pengukurannya, yaitu pengukuran metrik dan imperial.Sebelum mencoba cara menghitung BMI, pastikan Anda mengetahui berat dan tinggi badan secara spesifik ya.

Berikut penjelasan mengenai masing-masing cara menghitung berat badan ideal dengan BMI:

 1. Menggunakan Pengukuran Imperial

Cara menghitung berat badan ideal dengan BMI ini sering diterapkan di Amerika Serikat, sehingga satuannya menggunakan pound (berat badan) dan inci (tinggi badan).

Cara menghitung berat badan ideal BMI dengan rumus ini yaitu berat badan (pound) dibagi tinggi badan (inci) kuadrat lalu dikalikan dengan faktor konversi (703).

Rumus BMI imperial:

[{berat badan (pound) : (tinggi badan(inci)) kuadrat)} x 703]

atau

[{berat badan (pound) : (tinggi badan(inci) x tinggi badan(inci))} x 703]

Contohnya, Anda memiliki berat badan 130 pound dengan tinggi badan 60 inci, maka cara menghitung BMI adalah sebagai berikut:

BMI = {130 : (60 x 60)} x 703 = {130 : 3.600} x 703 = 25,4

Jadi, hasil permenghitung BMI dari seseorang dengan berat badan 130 pound dan tinggi badan 60 inci adalah 25,4.

2. Menggunakan Pengukuran Metrik

Cara menghitung berat badan ideal BMI metrik adalah permenghitung yang paling sering digunakan di Indonesia, di mana satuannya adalah kilogram (berat badan) dan meter (tinggi badan).

Sehingga rumus menghitung berat badan ideal BMI metrik adalah :

[berat badan (kg) : (tinggi badan(m))kuadrat]

atau

[berat badan (kg) : (tinggi badan (m) x tinggi badan (m))]

Contohnya, Anda memiliki berat badan 60 kg dengan tinggi badan 150 cm (1,5 m), maka cara menghitung BMI adalah sebagai berikut:

BMI = 60 : (1,5 x 1,5) = 60 : 2,25 = 26,6

Jadi, hasil permenghitung BMI dari seseorang dengan berat badan 60 kg dan tinggi badan 150 cm adalah 26,6.

Kategori BMI untuk menghitung berat badan ideal

Menurut WHO, kategori standar berat badan ideal pria dan wanita dewasa berdasarkan BMI adalah sebagai berikut:

  • Kurang dari 18,5 berarti berat badan kurang (underweight).
  • Antara 18,5 - 24,9 berarti berat badan normal
  • Antara 25-29,9 berarti berat badan berlebih (overweight).
  • Di atas 30 berarti obesitas

Maka, apabila mengacu dari contoh permenghitung BMI di atas, hasil 26,6 termasuk dalam kategori berat badan berlebih.

Meski begitu, kategori BMI ini berbeda dengan anak-anak dan remaja. Permenghitung BMI pada anak dan remaja perlu disesuaikan dengan usia dan jenis kelamin.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×