Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badai sitokin dapat muncul akibat serangan virus SARS-CoV-2. Penyakit ini menyerang paru-paru pasien yang terinfeksi virus tersebut dan bisa menyebabkan kematian pada pasien Covid-19.
Pertanyaannya, bisakah badai sitokin diredam?
Sitokin adalah protein yang dihasilkan sistem kekebalan tubuh untuk melakukan berbagai fungsi penting dalam penanda sinyal sel.
Saat SARS-CoV-2 memasuki tubuh, sel-sel darah putih akan merespons dengan memproduksi sitokin. Sitokin lalu bergerak menuju jaringan yang terinfeksi dan berikatan dengan reseptor sel tersebut untuk memicu reaksi peradangan.
Reaksi berlebihan sistem kekebalan tubuh inilah yang disebut sebagai badai sitokin atau cytokine storm.
Baca Juga: Inilah fakta penting kekuatan masing-masing vaksin Covid-19 melawan varian baru
“Pada kasus Covid-19, sitokin bergerak menuju jaringan paru-paru untuk melindunginya dari serangan SARS-CoV-2,” ujar penanggungjawab Logistik dan Perbekalan Farmasi RSUP Dr. Kariadi Semarang, Mahirsyah Wellyan TWH., S.Si., Apt., Msc. dikutip dari Kompas.com, Sabtu (16/5/2020).
Lebih lanjut, sebenarnya apa yang dialami oleh tubuh saat badai sitokin ini terjadi?
Peradangan pada paru-paru
Normalnya, sitokin hanya berfungsi sebentar dan akan berhenti saat respons kekebalan tubuh tiba di daerah infeksi. Sebaliknya saat badai sitokin, sitokin terus mengirimkan sinyal sehingga sel-sel kekebalan tubuh terus berdatangan dan bereaksi di luar kontrol tubuh.
Alhasil, paru-paru bisa mengalami peradangan parah karena sistem kekebalan tubuh berusaha keras membunuh virus. Namun peradangan pada paru-paru itu malah terus terjadi meski infeksi sudah selesai.
Baca Juga: Hal-hal yang harus diketahui tentang vaksin Covid-19 dosis ketiga, penting tahu!