Sumber: Kompas.com | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Vape kian populer di tanah air. Walaupun tidak memiliki peringatakan bahaya di kemasannya, vape tetap memberikan dampak buruk untuk kesehatan.
The New York Times melaporkan, “Pada 21 November 2019, terdapat 47 kematian di Amerika Serikat akibat penyakit pernapasan misterius terkait dengan vaping dan 2.290 kasus penyakit lainnya telah dilaporkan.”
Baca Juga: Makan telur berlebihan bisa memicu bisul, benarkah?
Selain masalah bagi organ pernapasan, efek rokok vape juga akan secara nyata terlihat pada bagian kulit.
Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Journal of American Academy of Dermatology, pada bulan Oktober 2019 meninjau beberapa hasil studi kondisi kulit yang terkait dengan penggunaan rokok elektronik, yaitu dermatitis kontak, luka bakar, dan lesi oral.
Para peneliti menemukan, telah terjadi peningkatan jumlah kasus dermatitis kontak (ruam kulit) akibat penggunaan vape.
Rokok elektronik bekerja dengan cara memanaskan vape dengan koil yang terbuat dari nikel yang akan ditransmisikan melalui perangkat sehingga dapat mengiritasi tangan yang digunakan untuk memegang rokok ini.
Studi ini juga melaporkan antara 2015 dan 2017, diperkirakan 2.035 orang masuk ke unit gawat darurat AS akibat ledakan dan luka bakar karena rokok elektronik. Meningkat 40 kali dari sebelum tahun 2015.
Dari hasil studi tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat bukti awal rokok elektronik berbahaya bagi kulit manusia.
Penelitian awal ini berkaitan dengan cedera dan kondisi serius yang mungkin timbul akibat vaping.
Sementara itu, bagaimana vaping memengaruhi kulit secara estetika, masih diperlukannya penelitian lebih lanjut.
Namun, beberapa ahli kulit menggambarkan perbandingan logis antara efek merokok pada kulit.
Sebuah penelitian yang diterbitkan pada bulan Oktober 2019 menemukan, perokok aktif secara visual terlihat lebih tua daripada usianya. Dermatologis melihat ini serupa dengan efek penggunaan vaping.
Selama bertahun-tahun, Jeanine Downie seorang dokter kulit yang berbasis di New Jersey, selalu bertanya kepada pasiennya "apakah Anda merokok?"
Namun beberapa tahun terakhir ini, ia menambahkan pertanyaan lanjutan, "Apakah Anda mengisap vape?"
Downie telah memerhatikan pasien yang tidak merokok namun mengisap vape, muncul gejala yang sama dengan perokok.
“Setiap kali menyalakan rokok, Anda mengurangi pasokan oksigen ke wajah Anda. Sama halnya setiap kali kamu melakukan vape, kamu juga mengurangi suplai oksigen ke wajah,” kata Downie.
Downie menambahkan, "Rokok dapat menyebabkan munculnya garis-garis halus dan kerutan serta mengurangi elastisitas kulit. Jika mereka menggunakan vape yang berasal dari nikotin, mereka juga mendapatkan endapan nikotin pada wajah yang dapat menyebabkan bercak dan penyumbatan.”
Hal ini yang menyebabkan tekstur kulit tidak rata dan penuaan pada kulit menjadi lebih cepat karena penurunan elastisitas.
Yang pasti efek samping dari segala bentuk rokok mengarah pada tanda-tanda penuaan dini, kerutan yang dalam di bawah mata, dan kulit dehidrasi.
Baca Juga: Bisa membuat mabuk, ini efek samping rosella untuk kesehatan
Selanjutnya: Ini gangguan kesehatan yang muncul akibat sering mendengarkan musik dengan headphone
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Asap Vape Mempercepat Kulit Keriput",
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News