kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45904,37   1,04   0.11%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aturan Pemberian Obat Demam Anak, Waspadai Penyebab Demam Naik Turun Pada Anak


Rabu, 24 April 2024 / 06:40 WIB
Aturan Pemberian Obat Demam Anak, Waspadai Penyebab Demam Naik Turun Pada Anak
ILUSTRASI. Aturan Pemberian Obat Demam Anak, Waspadai Penyebab Demam Naik Turun Pada Anak


Reporter: Adi Wikanto | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Jangan langsung memberikan obat jika anak demam. Ada aturan pemberian obat demam pada anak yang harus dikenali. Kenali juga penyebab demam naik turun pada anak-anak.

Demam adalah gangguan kesehatan yang sering muncul pada anak-anak. Orang tua biasanya langsung memberikan obat penurun panas jika anak demam.

Sebenarnya, cara itu tidak sepenuhnya tepat. Obat penurun panas tidak boleh langsung diberikan kepada anak yang demam.

Diberitakan Kompas.com,  Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyarankan agar orangtua baru memberikan paracetamol atau obat penurun panas saat suhu tubuh anak telah menyentuh atau melebihi 38 derajat celsius. “Kalau soal demam, suhu normal itu 36,5 sampai 37,5 derajat ya. Pemberian paracetamol dapat diberikan ketika suhu anak pas 38 derajat celsius ke atas atau anak sudah merasakan kondisi yang tidak nyaman,” kata Dokter Spesialis Anak dr. Melia Yunita, M.Sc., Sp.A, seperti ditulis Antara, Senin (23/4/2024).

Menanggapi kapan waktu yang tepat untuk memberikan paracetamol pada anak, anggota IDAI itu menuturkan, akan lebih baik bila orangtua menyalakan pendingin ruangan dan mengenakan baju yang berbahan tipis pada anak ketika demam dibandingkan terburu-buru memberi paracetamol. Hal tersebut dikarenakan demam merupakan tanda yang dihasilkan tubuh ketika sedang melawan bakteri atau virus asing yang masuk ke dalam tubuh.

Usai melakukan kedua hal tersebut, Melia menyarankan agar orangtua tidak mengukur suhu tubuh anak dengan menggunakan telapak tangan. Tujuannya yakni untuk meminimalisasi perburukan yang dapat terjadi pada kesehatan anak. “Kalau mengukur suhu tubuh jangan pakai tangan, anak-anak kalau enggak bisa minum obat, kita minimalisir penyebabnya. Kalau misal dipegang dengan tangan hangat tapi kemudian (saat dicek) suhunya cuma 37 derajat, tunda dulu. Lebih baik kasih air minum saja,” ucap dia.

Kalau demam anak tidak turun dan anak mulai merasakan keluhan buruk seperti pusing, hidung tersumbat dan batuk, maka orangtua bisa segera memberi paracetamol yang disesuaikan dengan takaran saji atau rekomendasi dokter. Selama mengonsumsi paracetamol, orangtua yang melakukan konsultasi biasanya diberikan pilihan jenis obat seperti tablet, puyer dan obat sirup.

Guna memastikan obat dikonsumsi anak dengan baik, ia meminta orangtua untuk tidak mencampur obat dengan makanan atau minuman manis karena dapat menurunkan efektivitas. “Jangan kasih cokelat batang, obatnya kalah sama cokelat nanti. Paling bagus beri air putih saja ya. Orangtua suka cerita anak tidak mau minum air putih, jangan-jangan orangtuanya di rumah tidak mencontohkan dan minum yang lain, jadi jangan biasakan begitu. Kalau dibarengi minuman manis, mungkin hasilnya tidak kelihatan sekarang, tapi di kehidupan anak berpuluh tahun kemudian,” katanya.

Melia menambahkan, dengan meminumkan obat dengan air putih, efek obat dapat lebih terasa seperti demam anak turun dan dahak yang menyebabkan anak batuk bersifat lebih encer. Anak pun dapat merasa lebih nyaman untuk bergerak.

Di sisi lain, ia mengingatkan supaya orangtua tetap memperhatikan asupan gizi anak agar imunitas terjaga serta kebutuhan waktu istirahatnya di samping pemberian paracetamol. Pencegahan penularan melalui perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di rumah juga sangat menunjang anak sembuh lebih cepat.

Contohnya mencuci tangan usai beraktivitas dan memakai masker. “Jangan sampai satu sakit, satu rumah ikut sakit. Kalau si kecil sudah diminta pakai masker tapi malas dan tidak mau, kita yang pakai agar tidak ada penularan di dalam rumah,” saran Melia.

Baca Juga: Inilah Angka Normal Trombosit, Cek Cara Menaikkan Trombosit dengan Cepat Tanpa Obat

Penyebab demam naik turun pada anak

Demam naik turun pada anak merupakan hal yang sering terjadi. Biasanya demam terjadi setiap 4 jam dengan suhu tubuh yang bervariasi.

Namun jangan meremehkan demam naik turun pada anak. Apalagi, jika demam naik turun pada anak telah berlangsung lebih dari 5 hari. 

Lalu, apa penyebab demam naik turun pada anak?

Mengutip Alodokter, penyebab demam naik turun pada anak paling umum adalah infeksi virus penyebab pilek, batuk, dan diare. Selain itu, penyebab demam naik turun pada anak lainny adalah adanya imunisasi.

Pada kasus tertentu, penyebab demam naik turun pada anak yang perlu diwaspadai adalah infeksi virus dengue penyebab penyakit demam berdarah atau infeksi bakteri Salmonella typhi penyebab penyakit tipes atau demam tifoid.

Ketika anak demam, hal yang perlu diperhatikan adalah seberapa tinggi demam tersebut. Demam ringan hingga suhu tubuh mencapai 38°C biasanya akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu sekitar kurang dari 5 hari.

Namun, penanganan langsung oleh dokter diperlukan jika demam melebihi 39°C. Apabila terjadi pada anak-anak usia 3­­–6 bulan, demam tinggi dapat memicu kejang.

Jangan ragu ke dokter bila anak mengalami demam naik turun lebih dari 5 hari. Anak harus mendapatkan pertolongan medis secara tepat jika mengalami demam naik turun lebih dari 5 hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×