Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .
Bahan yang diujikan di laboratorium Intertek tersebut adalah material spunbond polypropylene yang menjadi material utama dalam memproduksi masker. Dengan treatment dan development khusus, material spunbond polypropylene diolah sehingga dapat bersifat mudah terurai (biodegradable).
Dari hasil uji laboratorium, terbukti bahwa dalam kurun 45 hari material tersebut berhasil terurai sebesar 8%. Sementara itu, untuk mendapatkan hasil terurai hingga 100% dibutuhkan waktu selama 562,5 hari atau 1,5 tahun.
“Saat ini kita juga sedang mengembangkan material filter untuk masker berkonsep biodegradable, menggunakan material yang bersifat natural bacteriostatic dan antimicrobial untuk meningkatkan kemampuan filtrasi masker,” terang Mara.
Masker ramah lingkungan ini, lanjut Mara, memiliki kemampuan proteksi seperti masker medis. Meski sama-sama berbahan baku polypropylene, masker ini mampu terurai dengan cepat di alam karena telah melalui treatment dan development secara khusus. “Masker ramah lingkungan ini akan ada baik untuk jenis masker 3 lapis maupun masker KN95,” papar Mara.
Mara mengatakan, upaya memproduksi masker ramah lingkungan ini merupakan satu bentuk ikhtiar JITO untuk ikut berpartisipasi dalam mendukung program pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals/SDGs). Ia berharap, ke depannya hal ini dapat menjadi inspirasi bagi pelaku usaha di industri yang sama untuk juga dapat memproduksi inovasi yang serupa.
“Kepedulian terhadap lingkungan merupakan bentuk dukungan kita kepada program pemerintah dalam menghambat laju penyebaran covid-19 melalui gerakan memakai masker dan juga gerakan pelestarian lingkungan dan waste-management system dalam satu tarikan napas,” pungkasnya.
Selanjutnya: Aksi korporasi akan mendorong saham Saratoga (SRTG) makin atraktif
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News