kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45933,78   5,42   0.58%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aplikasi aido health, bawa layanan kesehatan ke rumah


Jumat, 05 Februari 2021 / 19:09 WIB
Aplikasi aido health, bawa layanan kesehatan ke rumah
ILUSTRASI. Di tengah pandemi corona, Aido Health luncurkan layanan kesehatan terintegrasi.


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pandemi Covid-19 membuat masyarakat melakukan berbagai hal dari rumah, mulai dari bekerja, belajar termasuk mendapatkan layanan kesehatan.

Untuk mendapat layanan kesehatan di rumah, sudah ada beberapa aplikasi yang menyediakan layanan ini. Salah satunya, aido health. Melalui aplikasi ini, pasien dapat melakukan konsultasi secara online juga mendapatkan perawatan di rumah.

VP Operations & Partnerships aido health Jyoti Nagrani menjelaskan, aplikasi yang diluncurkan sejak tahun 2019 ini bertujuan agar masyarakat bisa mendapatkan layanan kesehatan dengan mudah dan nyaman.

"Kami melihat bahwa masyarakat Indonesia masih kesulitan untuk mendapatkan akses ke rumah sakit. Adapun kendala tersebut yakni jarak yang tinggi hingga waktu tunggu yang lama sehingga itulah yang membuat kami ingin membantu mereka melalui aplikasi aido health," ujar Jyoti kepada Kontan.co.id, Kamis (4/2).

Baca Juga: Gula darah tinggi mengancam kesehatan, kenali gejalanya

Tak hanya itu, alasan lain aplikasi ini dihadirkan melihat tingginya angka penyakit kronis di Indonesia seperti  stroke, penyakit jantung hingga diabetes.

Semakin meningkatnya angka lansia juga menjadi salah satu alasan mengapa aplikasi ini diluncurkan. Menurutnya, akan sulit bagi lansia untuk pergi ke rumah sakit, ketika di satu sisi mereka pun membutuhkan berbagai layanan kesehatan.

"aido health menghadirkan layanan rumah sakit yang bisa diakses di rumah atau dimanapun pasien berada dan tentunya layanan tersebut berasal dari  rumah sakit yang bermitra dengan kami," terang Jyoti.

Jyoti menerangkan, aido health ini menyasar pengguna yang memiliki penyakit kronis, pasien lansia, serta pasien yang memiliki mobilitas rendah. Hal ini pun terlihat dari berbagai layanan yang disediakan dalam aplikasi aido health. Bila dilihat, pengguna bisa mendapatkan layanan perawatan luka, perawatan fisioterapi,  perawatan paliatif.

Meski begitu, Jyoti pun menjelaskan bahwa aido health tetap bisa diakses oleh berbagai masyarakat. Terdapat beberapa pilihan layanan Kesehatan seperti rawat jalan online, adanya pemeriksaan Covid-19 dan vaksinasi. Aplikasi ini juga menawarkan pilihan kunjungan dokter dan pemeriksaan laboratorium.

Meski sudah ada aplikasi yang menawarkan layanan kesehatan secara online, Jyoti menilai bahwa aido heath memiliki keunggulan dibandingkan lainnya.

 Menurutnya, melalui aido health, pasien bisa memilih rumah sakit bahkan dokter yang diinginkannya ketika melakukan telekonsultasi. Dia berpendapat, ini akan menimbulkan rasa nyaman kepada pasien.

Menurutnya melalui layanan yang berbasis pada rumah sakit dan klinik kualitas pelayanan akan terjaga dengan baik. Pasien juga akan lebih percaya jika konsultasi dengan dokter atau rumah sakit langganannya. Bahkan, setiap konsultasi yang dilakukan oleh pasien akan tercatat dalam  rekam medis pasien di rumah sakit tersebut.

Jyoti pun menjelaskan bahwa saat ini aido health sudah bermitra dengan rumah sakit, klinik hingga laboratorium. Kurang lebih, ada sekitar 50 fasilitas kesehatan yang bermitra dengan aido health.

Beberapa nama yang sudah bermitra dengan aido health seperti  Siloam Hospital Group, Bethsaida Hospital, Diagnos Clinical Laboratory, NK Health dan lainnya.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 telah mengubah lanskap industri asuransi di Indonesia

Jyoti menjelaskan, pengguna bisa mengakses layanan telekonsultasi atau rawat jalan online dari setiap wilayah, namun untuk berbagai perawatan di rumah (homecare) masih mencakup Jabodetabek. Jyoti pun mengatakan ke depannya pihaknya akan terus meningkatkan kerjasama dengan fasilitas kesehatan lain di Indonesia.

"Kami berharap bisa bermitra dengan rumah sakit di setiap kota dan provinsi, sehingga semakin banyak masyarakat Indonesia bisa dengan mudah memiliki akses layanan kesehatan berkualitas di rumah," ujar Jyoti.

Sementara itu, sejauh ini sudah terdapat 50.000 pengguna yang melakukan registrasi ke aido health. Ditargetkan hingga akhir 2021, terdapat 500.000 pengguna yang akan melakukan registrasi. Jyoti juga melihat terdapat peningkatan pengguna semenjak adanya Covid-19.

Penggunaan layanan di aido health cukup mudah. Bila ingin melakukan telekonsultasi, pengguna tinggal memilih rumah sakit yang dituju, memilih dokter yang diinginkan serta menetapkan jadwal yang diinginkan. Pembayaran pun akan langsung tersedia dan link video konsultasi akan langsung diberikan.

Baca Juga: Fasilitas kesehatan terancam kolaps, Satgas singgung soal disiplin protokol kesehatan

"Jadi layanan di aido health sifatnya bukan “on demand”. Jadwal yang tersedia tergantung dari jadwal praktek dokter di rumah sakit tersebut dan telekonsultasi yang kami miliki adalah video call, dokter dan pasien melakukan konsultasi tatap muka. Ini salah satu yang membedakan kami dengan platform digital kesehatan lainnya,” jelasnya.

Cara tersebut pun berlaku untuk perawatan kesehatan di rumah, hanya saja pengguna tidak bisa memilih tenaga kesehatan yang diinginkan. Menurut Jyoti, rumah sakit akan memilih tenaga kesehatan yang melakukan pelayanan.

Masih hadapi kendala

Jyoti tak menampik, aplikasi layanan kesehatan ini masih menghadapi berbagai kendala, khususnya berkaitan dengan pola pikir pasien dan pihak rumah sakit atau dokter.

Dari sisi rumah sakit atau dokter, masih ditemukan dokter yang belum terbiasa menggunakan teknologi dan tidak meyakini bahwa konsultasi kesehatan bisa dilakukan melalui online.

Jyoti pun menyebut tak semua konsultasi kesehatan bisa dilakukan secara online. Akan tetapi adanya layanan seperti aido health ini menjadi sebuah sistem komplementer bagi fasilitas kesehatan.

"Sistem teknologi ini merupakan pelengkap, perpanjangan tangan dari rumah sakit, jadi bukan menggantikan peran rumah sakit. Jika pasien membutuhkan kunjungan fisik, tentunya kami akan mengarahkan pasien untuk melakukan pemeriksaan langsung," terangnya.

Sementara, dia juga mengakui masih ada pasien yang memang lebih senang melakukan konsultasi dengan dokter secara tatap muka. Karena itu, Jyoti pun menilai adanya pandemi ini menjadi salah satu momentum untuk mendorong layanan kesehatan berbasis online. Meski begitu, masih ada berbagai pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

"Jadi PR-nya masih banyak. Mungkin dari pihak rumah sakit sendiri perlu mengidentifikasi dan mengedukasi mana saja kasus-kasus yang bisa ditelekonsultasikan dan disarankan untuk ditelekonsultasikan saja," ujarnya.

Meski menghadapi berbagai tantangan, Jyoti meyakini bahwa layanan kesehatan berbasis online ini akan tumbuh dan berkembang di Indonesia. Menurutnya, akan semakin banyak pemain lain yang bermunculan. Tak hanya layanan kesehatan secara online, integrasi antara teknologi digital dan rumah sakit pun akan terus meningkat.

Dia menambahkan, adanya pandemi pun mendorong perubahan pola  pikir dimana layanan kesehatan tidak harus diakses lewat rumah sakit semata.

Selanjutnya: Luhut: Kurang lebih 2 juta data kasus corona belum masuk, efeknya ke positivity rate

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×